Pop Art Di KTT Asia Afrika

KTT Asia Afrika ke-60
KTT Asia Afrika ke-60

TRANSINDONESIA.CO – Belum lama ini digelar KTT Asia Afrika di Bandung, poster potret para kepala negara KTT Asia Afrika dipasang dengan model pop art ikut memeriahkan suasana.

Banyak pengunjung yang mengambil posisi sebagai latar belakang untuk berfoto. Model potret memang terus digemari dari masa ke masa.

Monalisa karya besar Leonardo Da Vinci merupakan lukisan potret, lukisan potret Raja-Raja karya pelukis Renaisance menjadi maha karya.

Berbagai pose potret diri Rembrand Van Rijn, juga potret diri Van Gogh, dan banyak pelukis-pelukis realis hingga ekspresif seperti Affandi pun menjadikan potret sebagai model atau gaya lukisannya.

Diera Pop Art Andy Wahrol mempelopori melukis potret sebagai model lukisanya. Diera digital model lukisan potret terus berkembang menjadi model idola dari para pelukis dan designer.

Model yang menonjol suatu karya dari Wedha (yang bernama asli Abdul Rasyid) sebagai ilustrator berbagai produk buku dan majalah terbitan Gramedia.

Weda menamainya dengan model WPAP (Wedha Pop Art Potrait), yang banyak dijadikan model lukisan baik secara manual atau secara dedign grafis.

Model design grafis akan lebih mudah dan lebih murah serta lebih bagus warna dan tingkat kemiripannya. Seni walaupun telah didukung teknologi namun rasa atau sense sangat menentukan.

Indonesia memiliki banyak sekali seniman disegala bidang, sayangnya tidak semua berani manimpilan dan tidak semua bisa menikmati karya seni mereka, karena minimnya apresiasi dan lemahnya dukungan political will.

Diera globalisasi dengan majunya teknologi akan memudahkan memamerkan karya dan menyebarkan kemana saja sebagai edukasi dan pengenalan karya para seniman disemua lini. Internet bisa menjadi jembatan atau interconecting disemua lini. (CDL-Jkt130515)

Penulis: Chryshnanda Dwilaksana

Share
Leave a comment