Penyakit Birokrasi
TRANSINDONESIA.CO – Birokrasi sehat adalah birokrasi rasional yg diawaki oleh SDM yang berkarakter dan didukung system-sistem yang terpadu dan modern. Disamping itu ada take home pay yang cukup.
Permaslahan-permasalahan dalam birokrasi sangat kompleks salah satu yang mendasar adalah take home pay. Ini mungkin yang menjadi akar masalah tumbuh dan berkembangnya KKN, pungutan-pungutan, bayar membayar pada jabatan-jabatan yang dianggap basah atau menjadi idola.
Model birokrasi yang mengunggulkan kerja atas jabatan-jabatan basah makan jabatan yang digolongkan kering akan merasa menjadi buangan, laskar tak berguna, golongan orang out grup dan sebagainya.
Bagi orang yang diposisikan pada jabatan basah orientasi dan loyalitasnya bukan pada pekerjaan tetap pada atasan atau ndoronya yang dianggap mampu memberikan dan melindungi jabatan basahnya tadi. Yang semestinya pada pekerjaan dan rakyat yang dilayaninya bisa saja diabaikan.
Dampak dari birokrasi yang sakit SDM tidak berkarakter, tidak unggul, saling berebut jabatan basah, tidak solit dan rapuh. Kerapuhan internal merupakan lampu orange yang siap meledak tatkala tidak ditangani.
Mengatasi masalah take home pay yang kurang (dengan alasan negara belum mampu, dan anggaran terbatas) sebenarnya bisa dibuka terobosan-terobosan baru dengan menjadikan PNBP (pendapatan negara bukan pajak) pada pungutan-pungutan liar yang dikuasai pejabatnya.
Bermitra dengan pihak ke-3 untuk bersama-sama meningkatkan kualitas melalui berbagai joint program yang bisa menghasilkan benefit atau membangun jabatan-jabatan fungsional.
Tatkala diusulkan ide baru para kelompok posisi nyaman akan mengerang dan meraung sekeras-kerasnya dan tidak setuju karena previlagenya akan hilang.
Tatkala kita masih terus permisive dengan situasi dan kondisi penyakit-penyakit birokrasi, cepat atau lambat birokrasi akan sekarat dan lagi-lagi preman birokrasi yang akan merajai, karena mereka yang memiliki semua sumber daya dan akan kembali membuka lading-ladang KKN.
Penyehatan birokrasi adalah mulai dari peningkatan take home pay, pembangunan system-sistem online, adanya pemimpin-pemimpin yang transformatif, edukasi yang sehat dan menjadi kebanggaan untuk membangun karakter dan penegakkan hukum yang tidak tebang pilih. (CDL-Jkt170515)
Penulis: Chryshnanda Dwilaksana