Siapa Suka Memelihara ‘Preman’?

Ilustrasi
Ilustrasi

TRANSINDONESIA.CO – Preman ini benalu, tetap dipelihara, aneh bukan? Namun, kenyataanya demikian. Mereka terus dihadapkan pada kenyataan ternyata preman-preman bukanlah sebagai barang tiban, preman produk rekayasa, dan dampak dari perebutan-perebutan sumber daya.

Perhatikan saja adakah preman yang mandiri tanpa sungkem kepada patronnya? Tentu tidak ada, karena benalu tidak mempunyai akar, benalu nebeng kekuatannya ada pada patronnya. Patronya tumbang matilah dia.

Siapa yang mampu menjadi patron? Patron tentu punya power (kekuasaan, jabatan, uang, pengaruh, media, jaringan, massa pendukung).

Para patron ini berjas dasi baju resmi tak juga nampak seperti gali namun ia menampilkan sosok-sosok humanis, lemah lembut walau terus menghisap darah rakyat.

Patron-patron ini tanpa sadar mereka memerlukan anjing-anjing untuk mengejar dan menangkap buruannya, atau menguasai dan menduduki sumber-sumber daya yang dimimpikannya.

Preman akan tampil didepan sebagai bumper dan ganjel. Ia cukup sebagai anjing bahagialah dia. Para patron memang berpesta ria dan membuat di sana senang, di sini senang.

Otak dan hatinya penuh rekayasa, konflik andalah dan keunggulanya. Tekanan-tekanan, ancaman, bullyan, senjatanya.

Lagi-lagi kepentingan akan menjadi nafas dan spiritnya. Sang benalu akan menjadi bagian dari kejayaan sang patron karena ia akan yang terdepan dan menjadi andalan yang selalu diunggul-unggulkan. (CDL-Jkt260515)

Penulis: Chryshnanda Dwilaksana

Share