Duh, 70 Persen Gadis di Kediri Jadi Korban Seks

Ilustrasi
Ilustrasi

TRANSINDONESIA.CO – Sekitar 70 persen kasus kekerasan seksual dan fisik yang terjadi di Kota Kediri, Jawa Timur, menimpa remaja putri berusia dibawah 18 tahun. Selama pacaran mereka teridentifikasi pernah diperlakukan tidak senonoh oleh pasangannya.

Divisi Data dan Publikasi Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kota Kediri Muhammad Ulul Hadi mengatakan, kasus kekerasan itu terjadi sepanjang tahun 2014. Kasus yang terjadi di kalangan pelajar putri itu cenderung meningkat pada tahun 2015 ini.

“Kekerasan seksual mendominasi. Dan sesuai riset kecenderungannya terus meningkat,“ ujarnya kepada wartawan, belum lama ini.

Tercatat ada 16 kasus kekerasan seksual dan fisik dialami remaja putri selama tahun 2014. Korban diperlakukan kasar oleh pacarnya. Mereka juga dicabuli tak berdaya melakukan penolakan.

Rasa malu dan takut membuat sebagian besar korban enggan berbagai kisah yang dialami. Terutama kepada orang tua dan anggota keluarga. Mereka umumnya memilih teman dekat diluar keluarga sebagai tempat curhat yang nyaman.

Menurut Ulul Hadi, perilaku tidak benar itu dipengaruhi tontonan dewasa yang tidak mendidik. Sejumlah tayangan televisi maupun film layar lebar dan situs online yang berbasis internet terbukti telah mempengaruhi alam bawah sadar para pelaku. Sebagian besar kasus berada di wilayah pinggiran kota.

“Remaja putri menjadi sasaran dari pasangan (pacar) mereka,” terangnya.

Beberapa pelaku mengaku melakukan perbuatan atas dasar suka sama suka. Mereka berdalih tidak ada unsur keterpaksaan. Kendati demikian, kata Ulul Hadi, inisiatif maupun tekanan yang berakhir pada perbuatan cabul itu selalu diawali dari laki laki.

“Kita mendesak Kepolisian dan Kejaksaan konsisten memberlakukan UU No 23 Tahun 2004 tentang penghapusan kekerasan dalam rumah tangga dan UU No 35 Tahun 2014 tentang perlindungan anak, “pungkas Ulul Hadi.

Farida, salah seorang guru sekolah dasar di Kota Kediri mengatakan fenomena kasus yang terjadi sudah meresahkan. Ia menilai banyak suguhan tontotan televisi, khususnya sinetron kejar tayang kisah percintaan remaja, yang rawan ditiru kalangan muda mudi.

“Karena usia anak-anak merupakan fase yang mudah mengadopsi segala sesuatu yang dilihat dan didengar,“ ujarnya.(okz/jei)

Share