Barang Antik: Seni atau Nyampah?

Ilustrasi uang koin zaman dulu.
Ilustrasi uang koin zaman dulu.

TRANSINDONESIA.CO – Barang-barang lawasan sekarang banyak dicari orang, digemari karena ada makna dan nilai historisnya. Tatkala tidak dimaknai maka barang-barang lawasan bagai onggokan sampah.

Makna benda lawasan berhunungan dengan orang, pekerjaan, perjuangan, kegiatan dan berbagai cerita kehidupan dimasa lalu. Masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang akan terus berkaitan.

Barang antik yang berupa kertas-kertas dokumen sering diabaikan atau malah dihilangkan. Sejarah bangsa sering berdasar ceritera bahkan mengacu pada sebuah legenda.

Pemaknaan seni, apresiasi terhadap histori sangat rendah. Pekerjaan dibidang pendokumentasian, penelitian dan pengkajian dalam birokrasi yang patrimonial akan diabaikan karena kebijakan-kebijakannya manut siapa ndoronya. Sang pemimpin selalu memiliki Sabda Pandita Ratu.

“Sejarah adalah milik pemenang perang politik”

Fakta kebenaran memang harus diungkapkan. Pemaknaan, pemahaman, sesuatu yang berkaitan dengan histori atau kisah manusia dalam hidup dan kehidupan akan menjadi suatu catatan tersendiri.

Barang antic atau lawasan bukanlah sampah, tatkala mampu dimaknai karena akan mampu menceriterakan kisah masa lampau, dimasa kini yang terus dikenang.

Lagi-lagi tingkat kemampuan dan kematangan akan seni menjadi fondasi atas apresiasi akan hidup dan kehidupan manusia dimasa lalu, di masa sekarang hingga penyiapan bagi generasi yang akan datang. (CDL-Jkt140515)

Penulis: Chryshnanda Dwilaksana

Share