Proxy War: Bisnis Kepanikan?

Ilustrasi
Ilustrasi

TRANSINDONESIA.CO – Kepanikan menimbulkan dampak yang kontra produktif, karena yang ada adalah kegalauan, kegelisahan, ketidak tenangan, semua serba menjadi kacau.

Benarkah kepanikan menjadi suatu bisnis? Bisa jadi demikian. Pada situasi yang panic dan tidak menentu orang akan mudah untuk dipengaruhi, digerakan, dimintai uang, ditakut-takuti dan lainnya.

Kepanikan ini menjadi core business dari proxy war, karena dengan situasi yang tidak menentu penguasaan dan kekuasaan yang berkaitan dengan sumber daya alam akan mudah dikuasai. Daerah-daerah yang sumber dayanya bagus (kecuali SDM nya bagus) mudah diguncang.

Kepanikan ada beberapa faktor yakni, alam, kerusakan infrastruktur, kelangkaan bahan-bahan sembako, faktor manusia (teror bom, konflik antar warga sampai dengan perang).

Kepanikan dapat karena alam juga by design. Dalam situasi panik ada yang memanfaatkan untuk bisnis, penguasaan-penguasaan lahan, jalur-jalur bisnis, sumber daya alam, pemanfaatan SDM dan sebagainya.

Pada situasi panik ini yang memiliki kekuatan besar akan banyak mengais keuntungan. Disini jasa pengamanan, keamanan mulai dari : penjagaan, patroli, penitipan barang, pengawalan dan pendudukan-pendudukan lokasi bisa ditawarkan.

Proses pemulihan pasca kepanikan ini juga menjadi banyak obyek yang dapat dikuasainya. Preman dimanapun lahanya (di tempat kumuh dan singgasana sekalipun) tidak suka keteraturan, managemen konflik keahlianya, karena kepanikan orang lain disitulah kehidupanya. (CDL-Jkt130515)

Penulis: Chryshnanda Dwilaksana

Share