TRANSINDONESIA.CO – Pemimpin dengan gaya kepemimpinanya akan mewarnai atau menunjukan karakter sang pemimpinya.
“Singa dipimpin kambing akan mengembik dan kambing dipimpin singa akan mengaum”. Lebih menakutkan 100 kambing yang dipimpin singa daripa 100 singa yang dipimpin kambing.
Analogi singa dan kambing menunjukan kelas dan karakter pemimpin. Pemimpin yang tidak berkarakter tatkala memimpin datar-datar saja, lambat, kerapuhan internal, ekspektasi dari luar rendah dan banyak dampak negatif lainnya yang muncul.
Demikian sebaliknya, tatkala pemimpin mampu mewujudkan mimpinya, membawa kesejahteraan bagi bawahanya dan ada kepastian, semangat, ada empowering, berwibawa dan disegani.
“Tidak ada anak buah yang salah ”
Pemimpin ssemestinya menjadi role model, tatkala tidak menjadi role model maka anak buahnya akan kehilangan panutan. Sang pemimpin harus berani dan mampu belajar dari kesalahan atau keggalan dimasa lalu.
Siap untuk mengikuti dan menyesuaikan serta menghadapi dengan perkembangan, tuntutan, harapan, tantangan bahkan ancaman masa kini. Mampu menyiapkan atau memprediksi masa depan yang lebih baik.
Kualitas kepemimpinan dapat dilihat dari:1.Penentuan pengambilan keputusanya dan kualitas dari keputusan yang diambil, 2.Kebijakan-kebijakan, terutama kebijakan publik 3. Ttindakan diskresi tidak ada unsur KKN dan penyimpangan, dan 4. Akuntabilitas, transparansi.
Semua itu bisa dilakukan apabila sang pemimpin memilik kompetensi: 1.Hard skill, 2.Komunkassi, 3.Soft skill (Bagaimana indivdu melatih dan meregulasi diri sendri), 4. Elemen intrapersonil.
Sang pemimpin dikatakan profesional apabila memiliki:1.Ekspertise memadai, 2.Rasa tanggungjawab sosial yang tinggi, 3.Persahabatan dan 4.Dukungan kode etik.(CDL-Jkt160415)
Penulis: Chryshnanda Dwilaksana