Lali ora Kathokan: Gaya Preman Aparat

Ilustrasi
Ilustrasi

TRANSINDONESIA.CO – Aparat semestinya melindungi, mengayomi dan melayani masyarakat srta senantasa berupaya meningkatkan kualitas hidup masyarkat melalui berbagai bentuk pelayanan kepada publik yang prima.

Salah satu pelayananya adalah pelayanan keamanan dan keselamatan. Tatkala keamanan dan keselamatan tanpa didukung rasa hati yang aman, nyaman maka disitulah aparat belum menunjukan karkternya sebagai patriot sejati.

Tatkala keamanan menjadi lahan atau sumber daya bagi kelompoknya atau pribadinya maka lagi-lagi tidak profesional dan tentu saja memihak dan kembali menjadi tukang palak atau melakukan pembiaran sudah disuap.

Aparat semestinya menjadi simbol perekat persatuan demi tetap utuh tegak berdirinya NKRI tidak bermain main dengan hal-hal yang ilegal, tidak menjadi backing dan tidak mencari-cari potensi sumber daya atau pendistribusian sumber daya untuk dikuasainya.

Namun tatkala para aparat ini kecanduan atau terhayut dalam perbutan sumber daya dan pendistribusian sumber daya maka, lagi-lagi aparat telah terjangkit premanisme.

Berbagai bentuk ketololan aparat antara lain: 1. Memeras, 2. Menerima suap, 3. Melakukan KKN baik sebagai grass eater sampai yang meat eater, 4. Menjadi centeng, 5. Menjadi makelar kasus, 6. Menipu, 7.Memberi informsi yang tidak tepat dan akurat, 8. Bersikap arogan, 9. Melakukan tindak pidana, 10. Melakukan manipulasi dan kebohongan public, 11.Melakukan pembiaran, 12. Berkelahi antar aparat, 13. Tidak transparan dan tidak akuntbel, 14. Lambat merespon, 15. Tidak melakukan pencegahan, 16. Hedonisme, dan lain sebagainya.

Akibat dari ketololan-ketololan, rakyat akan terus dirugikkan dan dibikin susah.

Gaya preman aparat merupakan pameran atas ketololan-ketololqn yang bisa dianalogikan “bagai orang yang lali ora kathok an”.

Lalli ora kathokan (lupa menggunakan celana) baju, dasi, jas lengkap bersepatu parfum yang menebar aroma kewangian dimana-mana namun, lupa bahwa tanpa memakai celana sebenarnya merupakan pameran aibnya karena dharmo gandhul dan gatholoconya nampak konthal kantil.(CD:-Jkt260315)

Penulis: Chryshnanda Dwilaksana

Share
Leave a comment