TRANSINDONESIA.CO – Pembangunan Kota Padang, Sumatera Barat, saat ini sudah cukup maju dan pesat di berbagai sektor, namun masih terdapat Kampung dan Dusun terisolir seperti di Kampung Kalampaian Bungus Timur Kecamatan Bungus Teluk Kabung, setiap malamnya hanya diterangi oleh lampu togok minyak tanah.
Beranjak dari situasi dan kondisi masyarakat yang cukup memprihatinkan tersebut, Danrem 032/Wirabraja Padang Brigjen TNI Widagdo H. Sukoco terpanggil ikut berpartisipasi aktif membuat pembangkit listrik dengan menggunakan tenaga kincir air.
Untuk mewujudkan ide tersebut, Danrem 032/Wirabraja langsung membentuk tim dan menunjuk Mayor Czi Karter selaku Ketua Tim Teknisi Pembuatan Kincir Air yang memiliki kekuatan 10 PK.
Dengan semangat yang tinggi, tim teknisi bekerja ekstra siang dan malam membuat kincir air sehingga dalam tempo kurang dari satu bulan pembuatan pembangkit listrik tersebut sudah dapat dinikmati oleh 35 kepala keluarga yang tinggal di Kampung Kalampaian Kelurahan Bungus Timur Kecamatan Bungus Teluk Kabung.
Menurut rencana, pembuatan kincir air juga dimanfaatkan untuk mengaliri area persawahan dan akan selesai pada Februari 2015.
Selain pembangkit listrik, Danrem 032/Wirabraja Padang Brigjen TNI Widagdo H. Sukoco juga memiliki inovasi dan terobosan untuk membantu Pemerintah dalam bidang swasembada pangan, dengan melaksanakan pelatihan pembuatan pupuk organik yang diperuntukkan bagi para Babinsa Kodim 0312/Padang dan anggota Satuan Dinas Jawatan wilayah Korem 032/Wirabraja.
“Kegiatan pelatihan bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada seluruh Babinsa dan juga personel Satdisjan tentang bagaimana cara membuat Ramuan Organik Tanaman (Rotan), Ramuan Organik Ternak (Roter), Ramuan Organik Hama (Roma) dan Pupuk Organik lainnya,” kata Widagdo dalam siaran persnya, Rabu (4/2/2015).
Lebih lanjut Danrem 032/Wirabraja itu menjelaskan, dengan adanya pelatihan ini diharapkan agar para Babinsa dapat menularkan pengetahuan yang diperoleh kepada masyarakat/kelompok tani di wilayah binaannya, bagi anggota Satuan Dinas dan jawatan minimal dapat membuat ramuan organik yang penggunaannya untuk tanaman maupun ternak untuk masing-masing individu dengan memanfaatkan lahan yang ada di pekarangan rumah maupun halaman kantornya.
Dalam aplikasinya di lapangan, Brigjen TNI Widagdo H. Sukoco juga “blusukan” ke Jorong Sukarami, Nagari Koto Gaek Guguak, Kabupaten Solok untuk mensosialisasikan manfaat pupuk organik. Sosialisasi pemakaian pupuk organik oleh masyarakat melalui kelompok tani di 19 Kota/Kabupaten ini dalam rangka meningkatkan hasil panen dan ikut mensukseskan serta mendukung program swasembada beras yang dicanangkan Presiden RI Joko Widodo pada tahun 2017 mendatang.
Hingga saat ini banyak kelompok tani di berbagai daerah di Indonesia, yang hasil panen padinya meningkat dua kali lipat jika menggunakan pupuk organik, dari 5 ton per hektare kini ada yang mencapai 10 ton hingga 13 ton per hektare. “Bila hasil panen padi masyarakat petani meningkat, otomatis taraf hidup dan perekonomian masyarakat juga ikut meningkat”, kata Danrem 032/Wirabraja.
Kreatifitas dan inovasi Danrem 032/Wirabraja ini dapat dijadikan contoh bagi para Komandan Satuan TNI yang lainnya, dan sekaligus sebagai aktualisasi tindak lanjut dari Nota Kesepahaman antara Tentara Nasional Indonesia (TNI) dengan Kementerian Pertanian (Kementan) RI tentang kerjasama dan pembangunan pertanian dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional.(yan)