Preman dan Premanisme (Musang Berbulu Domba)

Ilustrasi
Ilustrasi

TRANSINDONESIA.CO – Preman dalam tulisan ini dipahami sebagai kelompok yang kontra produktif, dan menjadi benalu bagi yang masyarakat.

Kelompok-kelompok ini tidak semuanya menggunakan kekerasan, atau ancaman kekerasan juga tidak selalu dengan wajah sangar, kumuh seperti orang banyak membayangkan penjahat jalanan.

Preman memang multi tafsir, namun tatkala kita memahami dari keberadaanya yang kontra produktif, maka prinsip-prinsip dasar tentang preman dan apa yang dikerjakan preman antara lain :

  1. Mendapatkan hasil atau pendapatan dari keringat orang lain (mendapat bagian atas pekerjaan orang lain: japrem/jatah preman)
  2. Mempunyai kekuasaan atau menguasai wilayah-wilayah tertentu dan mengklaim sebagai wilayahnya.
  3. Bekerja di sektor keamanan atau pengamanan dengan kesepakatan-kesepakatan yang sebenarnya tidak fair. Klienya mau tidak mau mengikuti keinginanya karena takut diancam atau takut diperlakukan padanya dengan tindakan kekerasan.
  4. Dalam melakukan tindakan-tindakan, mereka menggunaakan cara-cara kelompok atau gerombolan
  5. Untuk melegitimasi atas tindakany mereka tak jarang menggunakan hal-hal yang bersifat primordial (sara).
  6. Keberadaan mereka dilindungi atau dihidupi oleh patron-patron (bisa aparat, pejabat, pengusaha atau kelompok-kelompok dalam political society and civil society).
  7. Ada tempat produktif ada preman.

Premanisme adalah cara-cara preman di ranah politik society maupun di ranah civil society. Intinya adalah berkaitan dengan sumber daya. Untuk memperebutkan sumber daya atau untuk mendistribusikan sumber daya.

Preman dan premanisme mengatasnamakan demi rakyat, demi keamanan, demi keyakinan keagamaan, dan berbagai demi lainya yang intinya adalah “wani piro atau oleh piro”, untuk menghidupi kelompok-kelompok mereka.(CDL-220115)

Penulis: Chryshnanda Dwilaksana

Share
Leave a comment