TRANSINDONESIA.CO – Tim SAR gabungan hingga saat ini masih menggelar operasi evakuasi dan pencarian pesawat AirAsia QZ8501. Meski sudah 30 jenazah dan beberapa serpihan ditemukan, bangkai pesawat masih belum dapat ditemukan.
Terkait itu, Badan SAR Nasional (Basarnas) mendeteksi 2 objek besar di dasar laut di lokasi pencarian. Kedua objek besar tersebut berada di 2 titik dengan jarak berdekatan.
Direktur Operasional Basarnas Marsekal Pertama TNI SB Supriyadi mengatakan, pihaknya belum bisa memastikan apakah objek itu merupakan ekor dan badan pesawat AirAsia QZ8501. “Kami belum tahu apakah itu ekor, apakah kerangka, dan sebagainya kami belum bisa memastikan,” kata Supriyadi di Posko Utama Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Sabtu (3/1/2014).
Dijelaskan dia, 2 objek yang terdeteksi itu merupakan hasil scanning dari sonar detector yang ada di Kapal Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Mereka mendeteksi itu kemarin dan berharap pencarian hari ini membuahkan hasil.
“Karena ini masih ada beberapa titik yang mereka akan tuju. Dari masing-masing kapal itu ada 2-3 titik yang mereka curigai,” ucap dia.
Tak cuma itu, BPPT juga akan menggunakan robot selam bawah laut guna membuktikan objek-objek tersebut. Robot tersebut dilengkapi dengan kamera. “Mereka akan membuktikan melalui robot selam di bawah laut, mudah-mudahan dengan kamera selam itu bisa diambil kebenarannya,” ujar dia.
Lebih jauh Supriyadi mengatakan bahwa pada dasarnya bukan badan atau ekor yang dicari, melainkan black box atau kotak hitam pesawat AirAsia QZ8501. Black box itu pada umumnya memang selalu terdapat di ekor pesawat.
“Yang dituju sebenarnya bukan ekornya, tapi black box-nya. Ini hal-hal yang penting yang dapat membantu tim investigasi dalam melaksanakan tugas KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi),” kata Supriyadi.
Memasuki hari ke-7 pencarian dan evakuasi pesawat AirAsia QZ8501 ini, total sudah 30 jenazah penumpang yang ditemukan dan dievakuasi tim SAR gabungan. Semua jenazah yang sudah ditemukan dan dievakuasi itu kini sudah berada di RS Bhayangkara Polda Jawa Timur untuk proses identifikasi mendalam oleh tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri.
Pesawat AirAsia rute Surabaya-Singapura hilang kontak dari Air Traffic Controller (ATC) Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Minggu 28 Desember 2014 sekitar pukul 06.17 WIB. Pesawat dengan nomor penerbangan QZ8501 itu take off dari Bandara Juanda, Surabaya, Jawa Timur pukul 05.20 WIB, dan seharusnya tiba di Bandara Changi, Singapura pukul 08.30 waktu setempat.
Kapal terbang jenis Airbus A320-200 dengan register PK-AXC itu dipiloti Kapten Iriyanto dan kopilot Kapten Remi Emmanuel Plesel, serta 4 awak kabin, yakni Wanti Setiawati, Khairunisa Haidar Fauzi, Oscar Desano, Wismoyo Ari Prambudi, dan 1 teknisi bernama Saiful Rakhmad.
Pesawat AirAsia itu berpenumpang 155 orang, terdiri atas 138 penumpang dewasa, 16 penumpang anak-anak, dan 1 bayi. Penumpang didominasi dari warga negara Indonesia, 1 WN Singapura, 1 WN Inggris, 1 WN Malaysia, dan 3 WN Korea Selatan.(lp/tan)