Militer Kenya Tewaskan 100 Militan di Somalia

Militer Kenya memeriksa lokasi serangan atas bus penumpang di Mandera, dekat perbatasan Somalia, Sabtu (22/11/2014).(ap)
Militer Kenya memeriksa lokasi serangan atas bus penumpang di Mandera, dekat perbatasan Somalia, Sabtu (22/11/2014).(ap)

TRANSINDONESIA.CO – Wakil Presiden Kenya William Ruto hari Minggu (23/11/2014) mengutuk pembunuhan 28 penumpang bis oleh ekstrimis Muslim dan mengatakan militer Kenya telah membalas serangan itu dengan membunuh lebih dari 100 militan di Somalia.

William Ruto – yang berbicara dalam siaran nasional – mengatakan Kenya merupakan target kelompok teroris internasional termasuk Al Shabab dari Somalia, yang terkait Al Qaida. Ditambahkannya pasukan keamanan Kenya akan melindungi warga negaranya, termasuk dengan menggeledah masjid-masjid.

Menanggapi serangan bis itu, pasukan keamanan Kenya menyerbu kamp Al Shabab di Somalia dimana serangan bis itu direncanakan – demikian ujar Ruto. “Pesan kami untuk Al Shabab sangat jelas, mereka bisa menyusup dan menyerang warga tidak berdosa, tetapi untuk setiap serangan atas Kenya dan warganya, kami akan memburu Anda kemana pun”.

Presiden Kenya Uhuru Kenyatta sedang melakukan kunjungan resmi ke Abu Dhabi.

Al Shabab mengklaim bertanggungjawab dalam serangan bis hari Sabtu (22/11/2014) dimana warga non-Muslim dipisahkan dari warga Muslim dan dibunuh. Para gerilyawan Somalia itu mengatakan serangan itu adalah balasan atas penutupan empat masjid di pesisir Kenya oleh pemerintah Kenya pekan lalu.

William Ruto membela kebijakan penutupan masjid itu dengan mengatakan rumah ibadah itu telah diubah menjadi gudang senjata dan pusat merencanakan aksi teroris. Pemerintah Kenya mengatakan mereka menemukan empat bahan peledak dan sebuah pistol ketika menggeledah keempat masjid itu.

Jenazah para penumpang bis dalam serangan serangan hari Sabtu diterbangkan ke ibukota Nairobi dimana ahli patologi diperkirakan akan melakukan otopsi pekan ini. Keluarga dan teman-teman korban yang berdua berkumpul di kamar mayat untuk mengenali para korban, yang sebagian ditembak di kepala.(voa/fen)

Share