TRANSINDONESIA.CO – Suryadharma Ali (SDA) menyampaikan laporan pertanggungjawabannya (LPJ) dalam Muktamar VIII PPP di Hotel Sahid, Jakarta, Jumat (31/10/2014). Dalam LPJ tersebut SDA menyinggung konflik yang terjadi di tubuh partai berlambang Ka’bah itu.
Sebagai ketua umum, SDA meminta maaf di hadapan ratusan muktamirin yang hadir. Dia juga mengaku sangat malu atas konflik internal yang terjadi. Dalam membacakan laporannya, SDA sempat tercekat dan menahan kata-katanya.
“Kami sendiri merasa malu dengan konflik yang berkepangjangan, yang mempertontonkan segala macam hal-hal tidak terpuji. Saya meminta maaf atas ini,” katanya di muktamar Jakarta, Jumat (31/10/2014).
Dalam menyampaikan LPJ, SDA menyinggung sikapnya ketika menghadiri kampanye Partai Gerindra di Gelora Bung Karno beberapa waktu lalu. Dia meminta kehadirannya itu harus dipahami secara utuh. Ia menjelaskan, awalnya elite-elite DPP PPP bersama beberapa DPW melakukan konspirasi mengundang intervensi orang luar untuk mengarahkan dukungan terhadap capres dari luar partai.
Penggalangan itu semakin terang-benderang pada Mukernas II di Bandung 7-9 Februari 2014, di mana elite-elite berkonspirasi itu merekayasa nama-nama capres yang hendak diusung. Dari tujuh nama capres yang diusulkan akan diusung, sama sekali tidak ada nama Prabowo Subianto.
Padahal nama mantan Danjen Kopassus itu dinilainya sangat populer dan memiliki komitmen jelas bagi umat, bangsa dan negara. Akhirnya, kata SDA, selaku Ketua Umum DPP PPP yang memiliki hak istimewa memutuskan hadir dalam kampanye Gerindra di Gelora Bung Karno untuk menyelamatkan partai dari intervensi pihak luar.(rol/fer)