Generasi Muda Kurang Peduli Naskah Kuno

Pameran naskah kuno.(dok)
Pameran naskah kuno.(dok)

TRANSINDONESIA.CO – Generasi muda Indonesia kurang peduli dan tidak mengenal lagi naskah dan sastra kuno yang memiliki nilai sejarah dan ilmu pengetahuan tinggi.

“Ketidakpedulian generasi muda ini terhadap naskah kuno karena keterbatasan akses untuk mempelajari naskah kuno tersebut,” kata Deputi Bidang Pengembangan Bahan Perpustakaan Perpusnas, Welmin Sunyi Ariningsih di Jakarta, Sabtu (24/10/2014).

Menurut dia, selama ini pengetahuan generasi muda hanya didapatkan dari mata pelajaran sastra dan bahasa di sekolah, padahal naskah kuno ini juga memuat berbagai pengetahuan dan informasi yang perlu diperkenalkan dan dipelajari masyarakat luas, terutama kepada generasi.

“Kami tidak sepenuhnya menyalahkan generasi muda yang kurang peduli dengan naskah kuno ini, hal ini terjadi karena keterbatasan mereka untuk mengakses naskah tersebut yang menyimpan sastra lama,” ujarnya.

Untuk itu, kata dia, dalam upaya mengembangkan kesadaran dan kepedulian masyarakatnaskah kuno, Perpusnas akan mengencarkan kegiatan pameran-pameran naskah kuno di tingkat pusat dan daerah.

“Pameran ini salah satu upaya untuk mempromosi dan memperkenalkan kembali naskah dan sastra kuno ke masyarakat,” ujarnya.

Ia mengatakan, pada tahun ini, Perpusnas menggelar pameran 40 naskah cerita panji dan foto, gambar, teks, berita koran dan majalah serta pemajangan lukisan cerita panjang se dunia dengan panjang 1×60 meter, selama tujuh hari dimulai 24 hingga 30 Oktober 2014 di Aula Perpustakaan Nasional, Salemba, Jakarta.

Tema pameran tahun ini, ‘cerita panji sebagai warisan budaya dunia’ dan tema diambil karena Cerita Panji merupakan salah satu cerita asli Jawa.

“Tema dipilih dengan pertimbangan bahwa cerita Panji merupakan cerita khas Indonesia yang sudah menyebar secara luas di masyarakat, baik dalam bentuk dongeng, sastra tulis, maupun berbagai bentuk seni pertunjukan,” ujarnya.

Ia berharap, pameran ini dapat menarik perhatian dan menumbuhkan minat para budayawan, peneliti, masyarakat khususnya generasi muda terhadap sastra asli Indonesia yang penyebarannya melampaui batas wilayah nusantara ini.

“Kami berharap masyarakat untuk mengunjungi pameran ini, karena pameran juga menampilkan seminar cerita panji, tari-tarian yang diambil dari naskah Panji, reog, stori telling atau rancak Betawi dan topeng panji,” ujarnya.(ant/met)

Share