Ibu Negara Terima Penghargaan Asasta Buana

Presiden SBY dan Ibu Ani meninjau Rumah Pintar yang baru diresmikan di Istana Kepresidenan Timor Leste, Selasa (26/8/2014).(pri)
Presiden SBY dan Ibu Ani meninjau Rumah Pintar yang baru diresmikan di Istana Kepresidenan Timor Leste, Selasa (26/8/2014).(pri)

TRANSINDONESIA.CO – Ibu Negara Hj. Ani Yudhoyono menghadiri acara Refleksi dan Apresiasi Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup periode 2009-2014, di Gedung Bidakara, Jakarta Selatan, Senin (13/10/2014) malam.

Acara yang diselenggarakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) ini merupakan laporan kerja KLH selama periode 2009-2014 yang berhasil dicapai.

Menteri Lingkungan Hidup Balthasar Kambuaya melapirkan bahwa kementeriannya berupaya memastikan pembangunan Indonesia berjalan sesuai empat pilar program pemerintahan Presiden SBY, yakni Pro Job, Pro Poor, Pro Growth, dan Pro Environment.

Ada empat capaian pokok Kementerian LH, yaitu pertama, memastikan terkendalinya laju pencemaran yang berhasil menurunkan beban pencemaran dari kegiatan industri domestik. Kedua, pertambangan ramah lingkungan secara signifikan melalui peraturan pemerintan tentang izin lingkungan. Ketiga, peraturan pemerintah tentang pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis rumah tangga. Keempat, RPP pengelolaan limbah B3.

Sementara itu, Ibu Negara dalam sambutannya menyampaikan bahwa persoalan lingkungan tidak dapat dipisahkan dari perhatian khusus pemerintah dan tidak bisa berdiri sendiri. Persoalan lingkungan harus seimbang dan linier dengan kesejahteraan masyarakat.

“Presiden SBY selalu mengatakan bahwa kita harus bisa meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat tanpa merusak lingkungan. Itu kebijakan yang harus dilakukan oleh pemangku kepentingan negeri ini,” kata Ibu Ani.

Permasalahan lingkungan hidup, ujar Ibu Ani, memang sangat kompleks dan melibatkan banyak aspek. Pemanasan global, pencemaran laut, dan limbah berbahaya juga adalah faktor penyebab kekeringan, kebakaran hutan, dan tanah longsor.

“Dengan adanya sejumlah permasalahan lingkungan, maka kita sadar setiap individu memberikan kontribusi pada kerusakan bumi. Saya bersama SIKIB, mempunya program Indonesia Hijau dengan moto ”Selamatkan Bumi Kita”. Saya bersama tujuh organisasi perempuan, pada 1 Desember 2007 lalu melakukan penghijauan dan menjaga lingkungan. Tidak hanya menanam, tetapi juga memelihara kelestariannya,” Ibu Ani menjelaskan.

Mala ini merupakan kesempatan terakhir Ibu Negara berpidato di depan publik, karena 20 Oktober mendatang telah ada Presiden dan Ibu Negara yang baru. Ibu Ani berharap seluruh pihak untuk tetap berkontribusi nyata dalam menyelamatkan lingkungan demi masa depan yang lebih baik.

“Semoga ke depan silaturahmi kita tetap terjalin dengan baik. Lingkungan yang bersih dan sehat dimulai dari diri sendiri, lingkungan kita sendiri. Jangan hanya jadi penonton, tetapi juga jadi pelaku demi anak cucu kita,” Ibu Ani berpesan.

Pada kesempatan ini diberikan penghargaan Asasta Buana Kepemimpinan Lingkungan Hidup Indonesia 2014 kepada tokoh masyarakat, kepala daerah, dan sejumlah lapisan masyarakat ainnya. Penghargaan Asasta Buana diberikan kepada Ibu Negara Hj. Ani Yudhoyono, Anggota BPK RI Ali Masykur Musa, Gubernur Jawa Timur Soekarwo, Walikota Surabaya Tri Rismaharini, mantan Direktur Pertamina Karen Agustiawan, dan tokoh lingkungan hidup Erna Witoelar.

Sebagai Ibu Negara, Ani Yudhoyono dinilai sangat peduli dengan berbagai persoalan bangsa termasuk yang berkaitan dengan upaya pelestarian lingkungan. Bersama dengan Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB), Ibu Ani memprakarsai Gerakan Perempuan Tanam dan Pelihara (GPTP) sejak 2007.

Selain itu Ibu Ani juga mengkampanyekan penanaman satu pohon untuk setiap kelahiran serta mengedukasi dan kampanye tentang lingkungan melalui Program Indonesia Hijau.(pri/sof)

Share