Wabup Labuhanbatu Khatib Idul Adha

Wakil Bupati Labuhanbatu Suhari Pane S.IP  khutbah Idul Adha 1435 H di Lapangan Carotin PTPN3 Bilah Hulu.(Bus)
Wakil Bupati Labuhanbatu Suhari Pane S.IP khutbah Idul Adha 1435 H di Lapangan Carotin PTPN3 Bilah Hulu.(Bus)

TRANSINDONESIA.CO – Wakil Bupati Labuhanbatu, Suhari Pane, S.IP dalam khutbah Idul Adha 1435 H di Lapangan Carotin PTPN3 Bilah Hulu, Labuhanbatu, Sumatera Utara, (5/10/2014), menyampaikan pentingnya kaum muslim untuk terus meneladani pengurbanan Nabi Ibrahim AS, seorang Nabi sekaligus pemimpim umat dan melahirkan pemimpin berikutnya.

Sebagai pemimpin, sekaligus sebagai ayah yang mencintai anaknya Ismail, Allah memerintahkan untuk menyembelih anaknya, hal ini diperintahkan Allah untuk menguji rasa cinta Nabi Ibrahim, hasilnya Nabi Ibrahim sukses ujian dan mampu melawan ego pribadinya, terang Suhari.

Lebih lanjut Suhari menuturkan, sebagai umat Muslim, kita adalah pemimpin, andai semua pemimpim mampu ‘membunuh’ atau mengorbankan ego pribadi maka negara kita akan maju, “makna berkurban di era modern adalah semangat mengurbankan kepentingan pribadi, pemimpin harus melayani dan mencintai rakyatnya’ tegas Mantan Ketua KPU Labuhambatu ini.

Suhari juga mengingatkan, bahwa kehancuran bangsa dimulai ketika para pemimpin berbuat fasik, zalim dan tidak patuh akan hukum ‘Al Quran 17:16 sudah mengingatkan kita akan bahayanya pemimpin yang tidak taat akam hukum’.terang Suhari.

Memimpin adalah mencintai rakyatnya, dan mencintai berarti siap berkurban, “sudah menjadi syarat mutlak bagi siapapun yang akan menjadi pemimpin untuk siap mencintai rakyat yang didorong rasa cinta kepada sesama guna meraih ridho Allah SWT” ungkap Alumni Muhammadiyah Yogyakarta ini.

Diakhir khutbahnya Suhari menekankan  nilai dari semangat berkurban Nabi Ibrahim, diantaranya pasrah dan tawakkal kepada Allah, seperti kepasrahan Nabi Ibrahim menerima kehadiran Dzat Allah yang menguasai dirinya, tawakkal walau harus melintasi sekian banyak ujian dan resiko hidup.  ‘mari membangun komunikasi yang seimbang dan penuh kasih sayang kepada siapapun seperti kasih sayangnya Nabi Ibrahim kepada Ismail dan Siti Hajar dalam menyikapi kesulitan hidup’ akhir Suhari.(bus)

Share