Ini 10 Hal Tentang Ka’bah

        Ka'bah
Ka’bah

TRANSINDONESIA.CO – Ka’bah adalah salah satu bangunan tertua di dunia yang berada di tengah-tengah Masjidil Haram. Setiap orang yang melihatnya dengan keikhlasan dan ketulusan pasti akan berlinang air mata. Suara zikir dan doa orang yang bertawaf mengelilinginya menjadi pesona tersendiri bagi orang yang merasakannya.

Bangunan Ka’bah mempunyai tingginya sekitar 15 meter, panjang sisi sebelah utara 9.92 meter, sisi sebelah barat 12.15 meter, sisi sebelah selatan 25.10 meter, dan sisi sebelah timur 11.88 meter. Berikut adalah beberapa hal yang kebanyakan orang mungkin tidak tahu tentang Ka’bah, seperti dilansir onislam.net.

1. Telah Dipugar Berkali-Kali

Bentuk Kabah ketika dibangun Nabi Ibrahim dan Ismail tidaklah seperti sekarang. Bangunan ini sempat dipugar berapa kali. Salah satunya, ketika di masa kenabian Muhammad SAW. Setelah itu, bangunan Kabah dipugar rata-rata satu kali per seratus tahun.

Renovasi terakhir terjadi pada tahun 1996. Bangunan Kabah diperkuat melalui teknologi modern. Ini diharapkan, bangunan Kabah tetap kokoh dan stabil ketimbang sebelumnya.

2. Dua pintu dan Jendela.

Awalnya, Kabah memiliki dua pintu. Pintu pertama untuk masuk dan satunya untuk keluar. Untuk jangka waktu yang lama, Kabah memiliki jendela yang berada di satu sisi. Saat ini, Kabah hanya memiliki satu pintu tanpa jendela.

3. Kiswah Multi Warna

Sebagian besar umat Islam yang berkunjung ke tanah suci selalu melihat Kiswah, kain yang membungkus Kabah, selalu berwarna hitam dengan motif emas. Warna itu dipilih pada masa Kekalifahan Abbasiyah dan berlanjut hingga kini. Sebelumnya, warna Kiswah tidak hanya hitam, terkadang digunakan warna merah, hijau dan putih.

4. Dijaga Satu Keluarga

Semasa Rasulullah, penjagaan Kabah dilakukan satu keluarga Quraisy berpengaruh. Namun, perpindahan penjagaan biasanya dibarengi dengan menurunya pengaruh keluarga tersebut. Baru setelah penaklukan Makkah, penjagaan Kabah diserahkan kepada Rasulullah.

Selanjutnya, atas petunjuk Rasulullah kunci Kabah diserahkan kepada Osman Bin Thalha, anggota keluarga Bani Shaiba. Keluarga itu telah menjaga Kabah selama berabad-abad. Saat ini, tugas menjaga Kabah dilakukan secara langsung oleh keluarga kerajaan Arab Saudi.

5. Terbuka

Dahulu Kabah dibuka untuk umum dua kali sepekan. Namun, bertambahnya populasi Muslim yang dibarengi dengan melonjaknya jamaah umrah dan haji, Kabah kini hanya dibuka dua kali dalam setahun, itupun terbatas pada paejabat dan tamu raja.

6. Terendam Banjir

Makkah berposisi di Lembah Hijaz. Pada waktu tertentu, hujan deras menerpa lembah Hijaz. Suatu waktu, hujan tidak pernah berhari-hari. Akibatnya, Kabah terendam banjir. Yang menarik, meski terendam banjir jamaah umrah tetap melaksanakan thawaf.

Dari kejadian itu, pemerintah Saudi memperbaiki sistem drainase Masjidil Haram sehingga mencegah banjir dikala curah hujan tinggi,

7. Seperti apa Suasana di dalam Kabah.

Sebagaimana yang diperlihatkan dokumenter Kerajaan Arab Saudi, isi dalam Ka’bah hanya berupa ruangan kosong. Bahagian dalam Ka’bah terdapat tiga pilar dari kayu gaharu terbaik. Panjang satu pilar sekitar seperempat meter atau setengah meter berwarna campuran antara merah dan kuning. Ketiga pilar ini berjejer lurus dari utara ke selatan.

8.  Ada Dua Kabah

Ketika Rasulullah melaksanakan Isra dan Miraaj, Beliau bersabda, pada saat perjalanan itu, aku ditunjukan Al Bait Al Makmur (Rumah Allah). Aku bertanya kepada Jibril soal itu. Lalu Jibril berkata, Al Bait al Makmur, adalah tempat dimana 70.000 malaikan melaksanakan shalat dan dzikir.

9. Hajar Aswad sempat hilang

Mengutip buku Keajaiban Hajar Aswad dan Maqam Ibrohim, Bidayah wa An-Nihayah Ibnu Katsir, diantara kalangan Qaramithah terdapat salah seorang musuh Allah, yaitu Raja Bahraih, Abu Thahir Qirmithi, dan Sulaiman bin Abi Sa’id yang memimpin pasukan untuk menyerang Baitullah. Mereka adalah kelompok Zindiq atheis pengikut filasafat dari Paris.

Orang-orang tidak menyadari bahwa hari Senin tersebut adalah Hari Tarwiyah, kecuali setelah Abu Thahir membawa 700 pengikutnya. Mereka masuk Masjidil Haram dan membabi buta membantai para jamaah haji di Tanah Haram.

Kemudian ia mendatangi Hajar Aswad dan memukulnya dengan alat pencongkel dan memecahnya.

Kemudian ia mencongkelnya setelah shalat Ashar hari Senin tanggal 14 Dzulhijjah. Lantas ia kembali ke daerahnya (Bahrain) dengan membawa Hajar Aswad. Ia bermaksud menjadikan ibadah haji berada di tempatnya.

Namun niatnya itu ternyata membawa petaka, sebagaimana yang dialami pendahulunya, Abrahah. Ada yang mengatakan bahwa ada 40 unta yang mati saat membawa Hajar Aswad. Sedangkan pada saat dikembalikan, Hajar Aswad dibawa oleh seekor unta yang kurus.

10. Berbentuk lain.

Sebelum dipugar, Kabah tidak pernah berbentuk kubus. Justru, Kabah bangunan menyerupai persegi panjang dengan kedua ujungnya melingkar. Namun, beberapa tahun sebelum Nabi menerima wahyu pertama, suku Quraisy sepakat untuk membangun kembali Kabah. Memotong bagian yang kini disebut Hijir Ismail.

Sempat ada keinginan dari Rasulullah untuk mengembalikan bangunan Kabah kebentuk semula. Namun, keinginan itu tidak tercapai hingga wafatnya Rasulullah. Hingga kini tidak ada perubahan lain dari bentuk Kabah. Bentuknya sama seperti ketika Rasulullah sebelum menerima wahyu pertama.(rol/fen)

Share
Leave a comment