TRANSINDONESIA.CO – Tak sampai dua jam setiba di Washington DC dari New York, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono langsung meresmikan Patung Dewi Saraswati, Kamis (26/5/2014) pukul 16.30 waktu setempat atau Jumat (27/6/2014) pukul 03.30 WIB. Patung simbol pengetahuan, seni, dan cinta kasih itu berdiri tegak di halaman depan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Amerika Serikat.
Yang menarik, di bawah Dewi Saraswati yang serba putih itu terdapat patung tiga anak dari berbagai ras dan bangsa, satu anak laki-laki dan dua anak perempuan duduk membaca. Patung anak laki-laki berambut keriting, seorang anak perempuan ras putih, dan seorang anak perempuan lainnya digambarkan dari kawasan Asia Timur.
“Selintas mirip Obama kecil. Itu kesan kita ketika melihat patung anak laki-laki tersebut. Saya tidak tahu…,” ujar Wakil Menlu Dino Patti Djalal, saat menyampaikan sambutannya. Komentar Dino itu langsung disambut tawa para undangan, yang diantaranya adalah duta besar negara sahabat dan mantan Dubes AS di Indonesia seperti Paul Wolfowitz dan Scott Marciel. Walikota District Colombia C. Gray juga hadir.
Pembuatan patung merupakan ide Dino saat menjabat Dubes di Washington. Setelah dikonsultasikan kepada Presiden SBY, dipilihlah Patung Saraswati. Menurut Dino, pengerjaan patungnya sendiri hanya memakan waktu empat pekan. Penggarapnya adalah tujuh seniman patung yang khusus didatangkan dari Kabupaten Badung, Bali. Mereka bekerja dengan spiritualitas yang tinggi.
“Ini adalah Patung Dewi Saraswati terbaik dan terindah yang bisa anda saksikan,” kata Dino, berpromosi.
Presiden SBY sendiri di awal sambutannya menyampaikan bahwa Patung Dewi Saraswati mewakili pesan budaya dalam hubungan antarbangsa dan antarperadaban. Ini merupakan bagian dari pendekatan sof power yang menjadi pilihan sikap Indonesia. “Aspek budaya sebagai perekat hubungan antarbangsa dan antarperadaban,” SBY menjelaskan.
Aspek budaya ini pula yang mendasari peresmian Asosiasi Muslim Indonesia di Amerika atau Indonesian Muslim Association in America (Imaam) Center besok. Paguyuban ini dimaksudkan untuk mempromosikan wajah Islam di Indonesia yang damai dan antikekerasan, selain tempat berkumpulnya masyarakat Islam Indonesia di Washington.
“Komunitas ini diharapkan bisa mengirimkan pesan tentang wajah Islam yang damai, Islam sebagai agama yang mencintai perdamaian,” Presiden SBY menegaskan.
Hadiri pada acara ini komunitas sahabat Indonesia atau Friends of Indonesia di Amerika Serikat. Komunitas ini berisi orang-orang dengan ragam latar belakang, ada diplomat, seniman, Indonesianis, dan lain-lain. Bahkan, pemain gamelan yang mengiringi acara peresmian ini berasal dari Universitas Richmond, Virginia, AS. Bupati Badung Anak Agung Gde Agung juga hadir.
Patung Dewi Saraswati didesain oleh I Nyoman Sudarwa, guru Sekolah Seni Rupa di Gianyar, Bali. Pemangunan konstruksi Patung Dewi Saraswati dimulai pada April 2013 dan selesai dalam jangka waktu 4 minggu. Patung yang serba putih ini memiliki tinggi 4,9 m, lebar 2 m, dan tinggi dari dasar 6,35 m. Lantai dasar berbentuk lingkaran dengan diameter 9,2 m. Patung tersebut menempati area sebesar 30 m persegi. Prasasti di depan patung berisikan pesan ‘Let the Indestructible Force of Love and Knowledge Seize The Hearts and Minds of All God’s Children and Forever Shall Be Peace on Earth.’
Presiden datang dengan didampingi Ibyu Negara Hj Ani Bambang Yudhoyono, Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menko Perekonomian Chairul Tanjung, Mendikbud Mohammad Nuh, Mensesneg Sudi Silalahi, dan Seskab Dipo Alam.(pri/sof)