TRANSINDONESIA.CO – Menteri BUMN Dahlan Iskan mengatakan pembangunan proyek jalan Tol Trans Sumatera sepanjang 2.700 kilometer akan menerapkan pola “bangun jual”, meniru yang sudah diterapkan di negara Tiongkok.
“Pembangunan jalan tol di Tiongkok sangat cepat penyelesaiannya karena menggunakan pola ‘bangun jual’. Pola seperti ini bisa diadopsi Hutama Karya bekerjasama dengan BUMN Karya lainnya,” kata Dahlan, usai menggelar Rapat Pimpinan Kementerian BUMN, di Jakarta.
Menurut Dahlan, pola bangun jual tersebut juga bisa dipadukan dengan sistem “Turn-key Project” di mana masing-masing pihak yang terlibat mengikatkan diri dengan kontrak kerja, tetapi pihak pemberi tugas akan melakukan pembayaran pekerjaan setelah selesai 100 persen dan telah disetujui oleh pemberi tugas.
Dengan skema bangun jual, Hutama Karya bisa menggandeng PT Jasa Marga Tbk yang menjadi pembeli siaga (standby buyer) dari ruas tol yang dibangun.
“Dana hasil penjualan satu ruas tertentu kemudian bisa digunakan untuk membiayai pembangunan ruas tol berikutnya,” tegas Dahlan.
Sedangkan untuk proses konstruksi, Hutama Karya akan menggandeng BUMN jasa kontruksi lainnya yang sudah punya pengalaman dan memiliki kemampuan dari sisi finansial, seperti PT Wijaya Karya, PT PP, PT Adhi Karya, PT Wijaya Karya.
Sebelumnya diberitakan, Hutama Karya kemungkinan akan mendapat suntikan modal pada RAPBN 2015 karena Peraturan Presiden (Perpres) penugasan kepada Hutama Karya (Persero) sebagai pelaksana proyek belum juga turun.
Meski begitu, PMN masih bisa diusulkan kembali dalam APBN-Perubahan 2015, pada saat pemerintahan baru terbentuk.
“Tapi saya berharap Perpres akan segera keluar pada akhir September 2014. Seluruh menteri terkait jalan Tol Sumatera sudah teken, Presiden juga sudah menyetujuinya, jadi tinggal menunggu formalnya saja,” katanya.
Dahlan juga sudah meminta kepada PT Perkebunan Nusantara (PTPN) II Persero dalam dua pekan kedepan sudah menyelesaikan masalah pembebasan tanah yang dilintasi ruas tol Medan-Binjai, sehingga pada pertengahan Oktober sudah dapat dilakukan pemasangan tiang pancang (“ground breaking”).
Menurut catatan, tol Trans Sumatera terbagi menjadi empat koridor utama dan tiga koridor prioritas jaringan jalan tol di Pulau Sumatera.
Keempat koridor utama jaringan jalan tol itu melalui Lampung-Palembang sepanjang 358 kilometer (km), Palembang-Pekanbaru (610 km), Pekanbaru-Medan (548 km), dan Medan-Banda Aceh (460 km).
Adapun perkiraan investasi pengerjaan empat koridor jalan tol itu mencapai sekitar Rp298 triliun.
Tiga koridor prioritas pembangunan, antara lain jalan Palembang-Bengkulu (303 km), Pekanbaru-Padang (242 km) dan Medan-Sibolga (175 km).(ant/met)