TRANSINDONESIA.CO – Seorang pemuda tewas dan dua orang lainnya mengalami luka bacok dalam tawuran antar kelompok pemuda yang terjadi dihalaman Pasar Induk Tanah Tinggi, Kota Tangerang, Banten, Selasa ((16/9/2014) dinihari.
Tawuran antar Kelompok pemuda itu diduga dipicu akibat perebutan lahan pasar yang dikuasai salah satu kelompok.
Korban bernama Ipung,30 tahun, warga Kampung Kober, Kec. Tanah Tinggi, Kota Tangerang merenggang nyawa terkena sabetan senjata tajam di bagian lengan kanan dan dada. Sedangkan teman korban, Her,28 tahun, kritis terbaring di RS Usada Insani.
Korban lainnya dari kelompok lawan yaitu Kristianus,33 tahun, kini dirawat di RS Polri, Kramatjati, Jakarta Timur.
Keterangan saksi Ujang, 40 tahun, salah satu pedagang, menuturkan, tawuran antar kelompok pemuda itu berawal dari pemerasan yang dilakukan pemuda pribumi terhadap para pedagang pasar. Tak terima lahannya rebut, beberapa pria berkulit hitam kemudian menghampiri para pemuda Kampung Kober, Tanah Tinggi, Kota Tangerang.
“Mereka langsung ribut di dalam pasar. Karena kalah banyak, pemuda asli berhamburan kabur” ujar Ujang.
Lantaran tak seimbang, kelompok pribumi yang berlarian itu kemudian kembali menyerang kelompok pendatang yang menguasai Pasar Induk, Tanah Tinggi, Kota Tangerang. Kedatangan pemuda pribumi itu disambut dengan senjata tajam. Tak ayal, keributan antar dua kelompok pemuda itu pun pecah. Ipung tersungkur bersimbah darah akibat sabetan senjata tajam dilengan dan dada.
“Melihat korban jatuh, mereka yang ribut langsung berlarian kabur,” ungkap Ujang.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Metro Tangerang Kota, AKBP Sutarmo mengatakan, pihaknya telah mengamankan 7 orang pemuda yang terlibat tawuran. Saat ini mereka tengah dimintai keterangan di Mapolres Metro Tangerang Kota.
“Kami amankan 7 orang. Masih diperiksa petugas,” ungkap AKBP Sutarmo, Selasa (16/9/2014) siang.
Guna menghindari tawuran susulan, Polres Metro Tangerang menyiagakan petugas di area Pasar Induk Tanah Tinggi, Kota Tangerang. “Anggota masih berjaga di lokasi kejadian,” kata Sutarmo.(her)