
TRANSINDONESIA.CO – Kejaksaan Tinggi Maluku akan melimpahkan berkas tiga kasus dugaan korupsi ke Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Kota Ambon.
“Tiga berkas itu adalah kasus dugaan korupsi Lomba Kompetensi Siswa (LKS) dan proyek multimedia di Dinas Pendidikan dan Olahraga (Disdikpora) Maluku serta pembangunan enam unit MCK di Dinas Tata Kota Pemkot Ambon,” kata Kepala Seksi Penerangan, Hukum, dan Humas Kejati Maluku Bobby Palapia di Ambon, Rabu (10/9/2014).
Kasus LKS dengan tersangka Louisa Corputty dan Anthoneta Gasperz, Bernadus Jamlaay , Elias Soplantila dan Marthin Latupeirissa (multimedia) serta Polly Souhuwat dan Yopie Waas (MCK).
“Kami jadwalkan berkasnya segera dilimpahkan ke Pengadilan Tipikor agar para tersangka menjalani proses pengadilan sehingga memiliki keputusan hukum tetap,” ujarnya.
Proyek ini diindikasikan terjadi penyelewengan anggaran. Proyek LKS tahun anggaran 2009 dialokasikan dalam APBD Maluku sebesar Rp950 juta maupun APBN senilai Rp1,4 miliar.
Dana APBD dicairkan sebesar Rp950 juta setelah kegiatan yang bersumber APBN selesai. Kemudian dibuat laporan fiktif seakan-akan kegiatan LKS itu menggunakan dana APBD, padahal tidak.
Kegiatan LKS 2010, dana yang digunakan bersumber dari APBD sebesar Rp960 juta. Sedangkan dana APBN untuk kegiatan yang sama sebesar Rp880 juta.
Kasus proyek multimedia berdasarkan audit BPKP Maluku negara dirugikan Rp360.954.545.
Kejati Maluku mengusut proyek pembangunan enam unit MCK Dinas Tata Kota Ambon pada tahun anggaran 2012 karena dikerjakan tidak sesuai bestek sehingga negara dirugikan ratusan juta rupiah.(ant/kum)