Menhut Minta Kekhasan Taman Nasional Dijaga

Hutan lestari.(dok)
Hutan lestari.(dok)

TRANSINDONESIA.CO – Menteri Kehutanan Republik Indonesia Zulkifli Hasan meminta ciri khas yang ada di setiap Taman Nasional sungguh-sungguh dijaga, dipeliharan, dan dipertahankan terutama untuk kepentingan pendidikan dan ilmu pengetahuan.

“Karena setiap ekosistem itu unik. Apalagi ekosistem yang dijadikan Kebun Raya dan Taman Nasional,” katanya ketika meresmikan Kebun Raya Balikpapan, di Kawasan Hutan Lindung Sungai Wain, Balikpapan, kemaren.

Keunikan Kebun Raya Balikpapan yang baru diresmikan Menhut adalah gabungan hutan primer dan sekunder seluas 300 hektare dan sangat dekat dengan kota.

Sebab itulah kawasan khusus ini bisa menjadi tempat belajar dan penelitian yang tak habis-habisnya.

“Ekosistem di (Taman Nasional) Gede-Pangrango, Leuser, Merapi, Bromo-Tengger-Semeru, Baluran, juga Bali Barat, masing-masing berbeda dan khas,” Menteri Zulkifli.

Kebun Raya Balikpapan dan Hutan Lindung Sungai Wain (HLSW) menampilkan hutan tropis dataran rendah yang tumbuh berbagai spesies kayu Dipterocarpacea atau kayu balak.

Kayu-kayu tersebut dikenal sebagai kayu dengan nilai ekonomis tinggi seperti meranti (Shorea sp), termasuk juga kayu ulin (Eusideroxylon zwageri).

Selain itu di Kebun Raya Balikpapan banyak terdapat tumbuhan carnivora seperti kantong semar (Nepenthes sp) dan beragam jenis anggrek (keluarga Orchidaceae).

Menhut mengungkapkan, kawasan hutan di Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango, misalnya, menampilkan hutan submontana, montana, subalpin, hingga rawa dan savana dan menjadikannya kawasan yang paling kaya flora dan fauna.

Gede-Pangrango bahkan mulai menjadi laboratorium alam sejak awal abad ke-19.

Taman Nasional Baluran di Jawa Timur memiliki hewan banteng yang hidup di savana di ujung timur Jawa itu.

Saat diresmikan Kebun Raya Balikpapan sudah dilengkapi dengan track di hutan, embung atau danau, dan sejumlah bangunan untuk informasi dan wisata.

Pemkot Balikpapan juga sudah mendirikan badan pengelola, yaitu Unit Pelaksana Kebun Raya Balikpapan sebagai pelaksan teknis di bawah Badan Lingkungan Hidup (BLH).

“Untuk membuka wawasan bagaimana mengelola (kebun raya) ini menjadi kawasan wisata dan pendidikan, penelitian, bisa belajar ke tempat lain,” kata Zulkifli.(ant/tan)

Share
Leave a comment