Tim DVI Indoensia Mulai Ambil Sampel Korban MH 17

marty-m-natalegawa Marty Natalegawa.(dok)

 

TRANSINDONESIA.CO – Tim yang dikirim dari Indonesia diantaranya dari unsur polisi, informasinya berjumlah tujuh orang. Marty menjelaskan tim dari KBRI di Kiev Ukraina sudah mulai bekerja. Personel dari KBRI di Kiev sudah mulai mengikuti paparan terkait kejadian ini dari pemerintah setempat. Sehingga mereka sudah memiliki pijakan ketika mulai mengikuti proses investigasi.

Bagi pemerintah, lanjut Marty, pemulangan jasad korban tersebut menjadi perhatian utama. Di samping upaya-upaya investigasi dari pihak negara terkait lainnya.

Tim tambah Marty, bertolak ke lokasi jatuhnya pesawat hingga menunggu perkembangan situasi di wilayah konflik itu. Menurut Marty, di kawasan jatuhnya pesawat itu masih ada sedikit dinamika antara pemerintah Ukraina dengan kelompok separatis di sana. Yang terpenting bagi Marty, Indonesia sudah ikut dalam investigasi itu. Dalam investigasi ini, tim dari Indonesia dibagi tiga kelompok yaitu urusan penerbangan, penyidikan puing jatuhnya pesawat, dan urusan konsuler.

Khusus untuk urusan penerbangan, Marty mengatakan tentunya mencari tahu penyebab pasti kejadian ini sekaligus siapa yang bertanggung jawab jatuhnya pesawat MH17. Kemudian untuk urusan puing jatuhnya pesawat, Marty berharap bisa memulangkan jenazah para korban termasuk barang-barang pribadinya.

Sementara itu, Kapolri jenderal Sutarman berharap agar tim DVI (Disaster Victim Identification) Indonesia bisa berperan lebih dalam identifikasi korban MH 17. Saat ini, tim DVI menurut Kapolri sedang mengumpulkan data antemortem (pembanding fisik) para korban MH 17 asal Indonesia sembari menunggu perkembangan terbaru dari Malaysia.

Tim itu menurut Kapolri masih menelusuri alamat korban dan meminta data kepada keluarganya. Belum jelas berapa keluarga yang sudah menyerahkan data antemortem para korban. Mulai foto terakhir,  sidik jari, rekam medis, hingga catatan pemeriksaan gigi. Data-data itu akan segera dikirim ke Malaysia untuk proses identifikasi korban.

Menurut Kapolri, tim DVI Indonesia sudah pernah menangani berbagai jenis kecelakaan dan bencana. Dimulai saat awal pembentukan yang langsung menangani korban Bom Bali I lalu berlanjut ke Bom Bali II. Beberapa kejadian lain yang korbannya ditangani DVI Indonesiaadalah kecelakaan perahu imigran gelap di Trenggalek pada 2011 dan Cianjur (2013).

DVI Indonesia juga pernah menangani identifikasi korban kecelakaan pesawat. Yakni, saat kecelakaan pesawat Sukhoi SSJ-100 yang menabrak Gunung Salak, Jawa Barat pada 9 Mei 2012. Sedikitnya 45 orang tewas dalam peristiwa tersebut.

Pesawat Malaysian Airlines MH 17 ditembak jatuh pada 17 Juli lalu menewaskan 298 orang di dalamnya, 12 orang diantaranya adalah warga negara Indonesia.(voa/met)

Share