SBY: Mengakui Kekalahan Itu Mulia, Mengucapkan Selamat Itu Indah

presiden-sby-dan-antaraPresiden SBY menyampaikan sambutan acara peluncuran kembali Antaranews.com dan Antara CSR Award 2014 di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin (21/7/2014).(presidenri)

 

TRANSINDOENSIA.CO – Mengakui kekalahan itu mulia, mengucapkan selamat kepada yang menang itu indah. Pesan tersebut disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada acara peluncuran kembali antaranews.com dan penganugerahan Antara CSR Awards 2014, Tokoh Filantropi & Tokoh Peduli Peningkatan Kecerdasan Anak Indonesia di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin (21/7/2014) pagi.

Menilik pesannya, SBY agaknya menyampaikan pesan tersebut kepada seluruh peserta pemilihan legislatif (pileg) maupun pemilihan presiden (pilpres) 2014.

“Meski Partai Demokrat kalah…,” ujar Presiden SBY, disambut tepuk tangan meriah hadirin. “Mengakui kekalahan itu mulia, mengucapkan selamat kepada yang menang itu indah,” SBY menambahkan.

Menjelang pengumuman hasil pemungutan suara pilpres 2014 oleh Komisi Pemilihan (KPU), Selasa (22/7/2014). Presiden melihat banyak kalangan merasa tegang meski rakyat Indonesia sendiri tidak terlalu tegang, bahkan cenderung sejuk dan damai. “Rakyat ingin, situasi damai yang kita dapatkan selama proses Pemilu 2014 ini tetap dapat dijaga,” Presiden mengingatkan.

“Saya ingatkan kepada siapa pun, janganlah dicederai demokrasi dan tatanan kehidupan bernegara yang terus menerus kita bangun sekarang ini. Justru, kawal dan ikut mematangkannya,” Presiden menegaskan.

Trans Global

Presiden besyukur bahwa pada pertemuan dengan Prabowo-Hatta serta Joko Widodo-Jusuf Kalla pada 9 Juli lalu di Cikeas, kedua pasangan capres dan cawapres itu telah berkomitmen untuk menunggu hasil resmi perhitungan KPU. Mereka juga berjanji mengontrol konstituen dan pendukungnya yang keras dan bisa memancing benturan horizontal.

“Semoga esok hari –kalau sampai ke Mahkamah Konstitusi putusannya 21 Agustus– menuju 20 Oktober semua berlangsung dengan baik,” harap SBY

Dalam tiga bulan mendatang, Indonesia juga diuji kembali, apakah transisi dan konsolidasi demokrasi yang berjalan baik ini dapat diteruskan dan tidak diganggu apalagi sampai mengalami kemunduran.

Dalam kesempatan ini, SBY juga menyampaikan harapan dan pandangannya untuk Indonesia di masa depan. Setelah tonggak sejarah 1998, ketika reformasi dan demokratisasi kita jalankan, Indonesia saat ini berada dalam era kebebasan, masyarakat terbuka, dengan segala hukum, nilai, dan norma. “Namun banyak godaan atas penggunaan kekuasaan itu,” SBY menjelaskan.

“Bangsa Indonesia tengah diuji apakah pandai dan arif dalam menggunakan kekuasaan dan kebebasan,” ujar Presiden SBY. Presiden mengingatkan bahwa siapapun yang memegang kekuasaan agar berhati-hati dalam menggunakan kekuasaan tersebut.(pri-sof)

Share