TRANSINDONESIA.CO – Warga Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, mengeluhkan tindak kejahatan yang makin merajalela karena tidak hanya mengambil harta benda tapi juga melukai korbannya.
“Kami sangat resah dengan aksi kejahatan yang sering terjadi dan tergolong sadis,” kata Kepala Dusun Kuripan Timur, Desa Kuripan, Turmuzi, di Lombok Barat, Kamis (17/72014).
Ia mengatakan, para penjahat mencuri sapi milik warga pada malam hari dengan membawa senjata tajam. Mereka tidak segan-segan melukai korbannya jika mendapat perlawanan.
Turmuzi menyebutkan, dalam satu minggu ada saja sapi milik warga yang dicuri. Rata-rata ternak yang diambil para penjahat merupakan bantuan dari pemerintah.
“Pernah ada pencuri sapi di Dusun Batu Banteng tewas dihakimi masyarakat. Tapi itu ternyata tidak membuat kapok pencuri ternak, malah semakin merajalela,” ujar Turmuzi.
Selain ternak, pencuri juga mengincar sepeda motor dan barang berharga lainnya.
Atas kondisi ini, lanjut Turmuzi, masyarakat di daerahnya merasa kecewa dengan pihak kepolisian yang kurang tanggap terhadap berbagai laporan tindak kejahatan.
“Kami juga sudah meminta dibuatkan pos pantau untuk mencegah tindak kejahatan di wilayah kami,” katanya.
Bupati Lombok Barat H Zaini Arony sebelumnya juga menyoroti kondisi keamanan di wilayahnya.
Dia mengatakan, laporan yang diterima dari camat dan beberapa sumber menjadi perhatian secara khusus Pemerintah Kabupaten Lombok Barat.
“Lebih-lebih intensitas terutama pencurian bahkan perampokan yang sering terjadi di beberapa tempat dalam beberapa bulan terakhir ini,” katanya.
Ketua DPD Partai Golkar NTB ini menambahkan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Kabupaten Lombok Barat beberapa waktu lalu sudah menggelar rapat. Salah satu poin dalam pertemuan itu adalah masalah keamanan.
Untuk itu, Zaini mengaku sudah meminta kepada seluruh kepala desa mengaktifkan kembali sistem keamanan lingkungan (siskamling). Hal itu perlu dilakukan supaya ada kesiapan internal masyarakat.
“Tidak hanya dalam rumah tangga sendiri tapi masyarakat secara keseluruhan,” katanya.
Seperti diketahui, berbagai kasus pencurian dan perampokan serta konflik berdarah terjadi di beberapa desa di Kabupaten Lombok Barat.
Beberapa di antaranya adalah kasus pembunuhan di Dusun Kambeng, Desa Sekotong Timur, Kecamatan Lembar. Peristiwa itu juga merembet pada pembakaran sejumlah rumah milik keluarga tersangka.
Selain itu, kasus perampokan yang terjadi di Dusun Dasan Tapen Tengah, Desa Dasan Tapen, Kecamatan Gerung. Peristiwa itu terjadi pada Maret 2014, kemudian kasus perampokan di Pasar Gerung, dan perampokan di Kampung Bali, Lembar, beberapa waktu lalu. Semua kasus perampokan itu belum terungkap hingga saat ini.(ant/sun)