TRANSINDONESIA.CO – Sejumlah kiai dari pesantren di Pamekasan mendatangi Kantor Panitia Pengawas Pemiliu (Panwaslu), Selasa (8/7/2014). Mereka melaporkan adanya selebaran yang memalsukan surat dukungan mereka kepada pasangan capres Prabowo-Hatta seolah-olah menjadi mendukung Jokowi-JK.
Ketua Relawan Prabowo-Hatta, KH Lailurrahman, mengatakan, surat selebaran yang memalsukan dukungan mereka itu, beredar di 5 kecamatan di Pamengkasan, yakni Kadur, Pakong, Palengaan, Pegantenan dan Proppo. Kata Lailurrahman, selebaran itu menyasar pasar-pasar tradisional, masjid dan musala.
Lailurrahman, menegaskan, surat asli dukungan itu ditujukan kepada pasangan Prabowo-Hatta yang ditandatangani 17 pengasuh pesantren se-Pamekasan. Surat itu diedarkan kepada masyarakat pada saat Prabowo-Hatta datang ke pondok pesantren Al Hamidy, Banyuanyar, Selasa, 24 Juni lalu. Surat tersebut dibuat pada 11 Juni.
“Surat asli dukungan itu kemudian dipalsukan dengan merubah seluruh isinya berupa dukungan pasangan Jokowi-JK dan dibuat pada tanggal 8 Juli 2014,” ujar pengasuh Pesantren Umul Quro, Plakpak Pegantenan.
Ia menjelaskan, modus pemalsuan itu, dengan mengubah seluruh redaksi surat. 6 poin yang ada di dalamnya. Isi yang benar adalah wajib mencoblos pada tanggal 9 Juli, jangan terkena fitnah money politic, jangan keluar dari shaf muslimin, pilihlah Prabowo-Hatta karena didukung mayoritas parpol berbasis islam dan ulama Jawa-Madura, dianjurkan menjadi relawan pemenangan Prabowo-Hatta, serta selalu siap menjadi saksi/pendamping di TPS.
“Setelah surat dukungan diketik ulang kemudian tanda tangan 17 kiai digunting dan ditempelkan kepada surat palsu. Surat itu diperbanyak dan disebarkan kepada masyarakat,” ujar dia.
Berdasarkan keterangan yang diperoleh Lailurrahman dari warga, surat itu disebarkan menggunakan mobil setelah makan sahur sampai pagi hari. Namun warga tidak sempat mendokumentasikan plat nomor mobil penyebar surat.
“Surat itu jelas melecehkan ulama pesantren di Pamekasan. Saya minta Panwaslu segera menindaklanjuti pelanggaran ini,” ujar dia.
Lailurrahman menyebut relawan masih terus menyelidiki siapa pelakunya. Pihaknya juga sudah mengadu ke Kapolres Pamekasan untuk turut serta mengungkap pelakunya karena di dalamnya sudah ada unsur fitnah dan mengandung unsur SARA.
Sementara itu, Ketua Panwaslu Pamekasan, Ahmad Zaini berjanji akan segera menindaklanjuti laporan tersebut. Pihaknya akan menggelar rapat untuk menentukan langkah-langkah konkret.(pi/ats)