Prabowo Dianggap Setia kepada Keluarga dan Negara

Prabowo-Titiek-di-debat-cawapres Prabowo Subianto dan Titiek Soeharto

 

TRANSINDONESIA.CO – Tim pemenangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa mengajak kaum perempuan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) untuk merebut hati setiap ibu di Jawa Tengah. Karena, sosok Prabowo yang dianggap tipe pemimpin setia kepada keluarga dan negara.

“Sudah tidak salah untuk memperjuangkan Prabowo menjadi presiden Indonesia. Cintanya pada negara sama besarnya dengan cintanya pada keluarga. Prabowo menyadari, Indonesia bisa kuat kalau para wanita dan para ibu juga kuat,” ujar penasehat tim pemenangan Prabowo-Hatta Jawa Tengah, Letjen TNI Purn Suryo Prabowo pada acara konsolidasi perempuan PPP se-Jawa Tengah.

Menurutnya, Prabowo merupakan tipe pemimpin yang setia pada keluarga dan negara. Ia berpisah dari isterinya Siti Hediati Hariyadi (Titiek) karena faktor politik pada saat gejolak domestik 1998.

“Setelah perpisahan tersebut, Prabowo tidak pernah berpikir untuk menikahi wanita lain. Kalau akhirnya nanti Prabowo rujuk dengan Titiek, itulah buah kesetiaannya pada pasangan hidup,” paparnya.

Ia menjelaskan, kesetiaan Prabowo kepada negara juga sama besarnya. Karena jasanya pada Yordania, Prabowo sempat diangkat menjadi warga negara kehormatan negara itu. Namun Prabowo memilih tetap menjadi warga negara Indonesia dan kembali ke Tanah Air.

“Akhir tahun 70-an saat capres lain mungkin lagi menyelesaikan kuliah, di Timor Timur Prabowo sudah berjuang pertaruhkan jiwa dan raga untuk Indonesia. Dia juga mempertaruhkan jiwa untuk selamatkan warga negara asing yang disandera OPM di Mapenduma, Papua demi Indonesia. Sementara capres lain cuma blusukan demi pencitraan,” tuturnya.

Suryo juga mengajak para kaum perempuan di PPP Jawa Tengah untuk ikut berpartisipasi menjaga iklim kampanye yang tenang dan damai. Meski pun di Jawa Tengah terjadi banyak aksi vandalisme dan premanisme yang mengintimidasi masyarakat.

“Sepertinya tim capres lain mulai panik melihat tanda kemenangan Prabowo di Jawa Tengah. Sementara Bawaslu dan aparat Polri kurang cukup tanggap merespons potensi konflik tersebut. Karenanya, partisipasi kaum wanita PPP diperlukan untuk menyejukkan situasi pilpres yang semakin memanas di Jateng,” ungkap dia.(rep/sof)

Share