Warga Ngawi Berterima Kasih kepada Obor Rakyat

obor-rakyat

TRANSINDONESIA.CO – Masyarakat Ngawi dan sekitarnya, Jawa Timur, menyampaikan rasa terima kasih terhadap pengelola Obor Rakyat. Lewat tabloid ini, mereka mendapat informasi lebih banyak tentang calon presiden yang sedang bertarung.

Kepada Inilah.com, sejumlah warga Ngawi mengaku tidak ingin seperti membeli kucing dalam karung. Dengan begitu, mereka merasa lebih yakin lagi dalam menjatuhkan pilihan Capres-Cawapres yang tepat.

“Saya beruntung bisa memperoleh tabloid yang laporan utamanya tentang PDIP Partai Salib. Setelah saya baca isinya, saya jadi tahu siapa sebenarnya Jokowi dan partai pendukung utamanya itu. Saya setuju dengan pak Jusuf Kalla yang mengatakan bahaya kalau sampai Jokowi jadi presiden, maka Indonesia akan hancur,” ujar Ngatimo, di sela-sela seminar nasional Mempertahankan Pancasila, NKRI, dan TAP MPR XXV/1966 dari Ancaman Radikal Kiri Jelang Pilpres,” yang diselenggarakan di aula Universitas Suryo, Ngawi.

Menurut warga desa Dampit, kecamatan Bringin, Kabupaten Ngawi, Jatim ini, tadinya lewat pemberitaan di media massa, khususnya televisi, dia juga merasa tidak senang dengan Obor Rakyat karena dianggap menebar fitnah. Namun setelah membaca langsung berita-berita yang ditulis Obor Rakyat, Ngatimo merasa informasi tersebut justru sangat bermanfaat.

Pernyataan senada juga datang dari H. Sutarmo Wonokromo, yang datang dari desa Kenitren, Kecamatan Baderan, Nagwi. Sebagai muslim, lanjut dia, sudah semestinya tidak memilih pasangan Jokowi-Jusuf Kalla (JK).

Kendati pasangan Capres-Cawapres itu muslim, partai pendukung utamanya jelas-jelas menunjukkan ketidaksukaannya terhadap Islam. Beberapa rencana pasangan Jokowi-JK jika kelak mereka berkuasa, jelas sangat merugikan ummat Islam di Indonesia.

“Mosok Jokowi-JK mau mencabut surat keputusan 2 menteri tentang tata cara pendirian rumah ibadah. Kalau ini terjadi, jangan heran tiba-tiba kita bangun tidur di sebelah rumah kita sudah berdiri gereja. Ini kan bisa memicu terjadinya konflik sesama warga. Belum lagi rencana mereka mau menghapus kolom agama di KTP. Wah, wah, ini benar-benar bisa bahaya,” papar Sutarmo.(ini/ats)

Share
Leave a comment