Nobar Piala Dunia di Nigeria Jadi Lokasi Pembantaian

peta-negara-nigeriaPeta Nigeria (Al Jazeera)

 

TRANSINDONESIA.CO – Ledakan bom mengubah kemeriahan acara nonton bareng (nobar) Piala Dunia di Nigeria menjadi ‘ladang pembantaian’, Selasa malam. Teror terjadi di Kota Damaturu, di timur laut negeri yang terus bergolak itu.

Belum ada keterangan resmi soal jumlah korban yang jatuh dalam insiden yang terjadi di area  Nayi-Nawa itu. Saksi mata di lokasi kejadian kepada Reuters mengaku mendengar suara bom menggelegar. Sementara sejumlah warga mengklaim mendengar ledakan kedua.

Pejabat polisi setempat, Sanusi Ruf’ai mengatakan, ledakan terjadi di luar pusat nonton sepakbola di Damaturu sekitar pukul 20.15 waktu setempat.

“Kami langsung mengerahkan pasukan ke lokasi, namun masih terlalu dini untuk membeberkan informasi detil,” kata dia seperti dikutip dari Al Jazeera, Rabu (18/6/2014).

Sementara, sejumlah mobil bak terbuka dilaporkan tiba General Sani Abacha Specialist Hospital. Mengangkut orang-orang yang berlumuran darah. “Ada banyak korban di ruang gawat darurat,” kata sumber rumah sakit seperti dikabarkan Reuters.

Damaturu adalah ibukota negara bagian Yobe, daerah yang telah hancur oleh serangan kelompok pemberontak Boko Haram — yang April lalu menculik lebih dari 200 gadis muda dari sekolah di negara bagian tetangga, Borno.

Menyusul tragedi tersebut, Pemerintah Nigeria mengimbau warga untuk menghindari acara berkumpul nobar Laga Bola  Akbar 2014. Baik di tempat tertutup maupun berupa televisi yang dipasang di toko-toko atau sisi jalan – yang menarik perhatian para penggila bola.

Bukan kali ini saja, acara nonton bola berakhir mengenaskan. Awal bulan ini, setidaknya 40 orang tewas ketika sebuah bom meledak setelah pertandingan sepakbola di kota Mubi di Adamawa. Targetnya jelas: para penonton yang beranjak keluar stadion usai peluit terakhir ditiup.

Bom juga meledak di lokasi penggemar sepak bola berkumpul. Menewaskan sedikitnya 14 orang dan melukai 12 lainnya.

Pada bulan Mei, 3 orang tewas dalam ledakan di luar sebuah tempat nobar Liga Champions Eropa antara Real Madrid dan Atletico Madrid di Jos, di ibukota negara bagian Plateau.

Pada bulan April, sekelompok orang bersenjata diduga Boko Haram menyerbu dan menembak mati 2 orang yang sedang menyaksikan pertandingan perempat final Liga Champions.

Boko Haram – yang namanya diterjemahkan sebagai “pendidikan Barat adalah haram” – telah menyatakan perang terhadap semua tanda-tanda apa yang dilihatnya sebagai pengaruh Barat yang ‘merusak’. Termasuk sepakbola.(ajz/rts/fen)

Share
Leave a comment