Polda Papua Lakukan Pendekatan ke Kelompok Berseberangan NKRI

tito karnavianKapolda Papua Irjen Polisi Tito Karnavian.(dok)

 

TRANSINDONESIA.CO – Kepolisian Resor Mimika, Papua terus melakukan pendekatan persuasif kepada kelompok-kelompok yang berseberangan dengan paham NKRI sebagaimana instruksi Kapolda Papua Irjen Polisi Tito Karnavian.

Kabag Ops Polres Mimika, Komisaris Polisi Arnolis Korowa di Timika, Minggu mengatakan dalam setiap kesempatan polisi terus berupaya mengajak pihak-pihak yang belum sepaham dengan NKRI untuk kembali menjalani hidup selayaknya warga negara yang lain dengan melakukan hal-hal positif.

Sebaliknya, jika kelompok-kelompok tersebut terus-menerus berupaya memperjuangkan paham lain selain NKRI maka hal itu justru menimbulkan rasa tidak aman bagi warga kelompoknya.

“Sebab apa yang dibuat itu negatif dan sudah tentu kelompok tersebut tidak pernah merasa aman di daerah ini,” kata Korowa.

Menjelang peringatan HUT OPM 1 Juli mendatang, sekelompok warga melakukan aksi bersih-bersih makam Kelly Kwalik, mantan Panglima TPN-OPM yang ditembak mati pada 16 Desember 2009, yang berlokasi di samping Lapangan Timika Indah, Jumat (27/6).

Aksi tersebut mendapat perhatian dari warga Timika mengingat lokasi makam Kelly Kwalik persis berada di samping ruas Jalan Budi Utomo.

Sejumlah warga menyatakan kekhawatiran mereka soal kondisi keamanan di Timika dan Papua pada umumnya, apalagi saat ini memasuki persiapan menghadapi Pemilu Presiden 9 Juli 2014.

Namun kekhawatiran warga itu ditepis pihak kepolisian setempat.

“Masyarakat tidak perlu merasa khawatir. Kewajiban masyarakat adalah memberikan informasi dini kepada kepolisian supaya kita bersama-sama menciptakan rasa aman dan yaman di Kota Timika,” tutur Korowa.

Menurut dia aksi bersih-bersih makam Kelly Kwalik yang dilakukan sejumlah warga itu sah-sah saja dan tidak perlu dipersoalkan.

“Sejauh itu tidak menyalahi aturan, sah-sah saja. Tetapi kalau itu menyalahi aturan berarti punya konsekwensi,” tutur Korowa.

Sebelumnya Kapolda Papua, Irjen Polisi Tito Karnavian meminta jajaran Polres Mimika melakukan pendekatan persuasif ke kelompok-kelompok yang berseberangan dengan NKRI, termasuk kelompok ‘Kali Kopi’.

Tito Karnavian mengatakan pendekatan kepada kelompok-kelompok yang berbeda haluan dengan NKRI itu untuk memastikan bahwa penyelenggaraan Pemilu Presiden 9 Juli 2014 bisa berjalan aman dan lancar di Mimika.

“Saya sudah menginstruksikan agar kepada kedua kelompok ini dilakukan pendekatan persuasif,” ujar Tito saat berkunjung ke Timika beberapa hari lalu.

Untuk mengantisipasi potensi terjadinya gangguan keamanan di TPS-TPS saat Pemilu Presiden 9 Juli, Kapolda Papua telah meminta jajaran Polres Mimika melakukan penebalan pengamanan di daerah-daerah yang dianggap terdapat anggota kelompok tersebut.

Penebalan pengamanan di lokasi-lokasi itu melibatkan personel Brimob dibantu prajurit TNI.

“Kami berharap TPS-TPS di lokasi itu bisa menyelenggarakan Pilpres dalam kondisi aman, tanpa gangguan apapun,” harapnya.

Polda Papua mengidentifikasi ada lima kelompok bersenjata yang berpotensi mengganggu jalannya Pemilu Presiden 9 Juli 2014 di wilayah itu.

Kelima kelompok bersenjata yang patut diwaspadai yaitu kelompok di perbatasan Skow Kabupaten Jayapura dengan Wutung, Papua Nugini (PNG).

Kelompok bersenjata di wilayah itu sudah beberapa kali melakukan aksi penembakan terhadap aparat keamanan Indonesia pada April dan Juni.

Selanjutnya kelompok bersenjata di Kabupaten Puncak Jaya dan Lani Jaya, kelompok bersenjata di Kabupaten Paniai, kelompok bersenjata di Kabupaten Yapen dan kelompok bersenjata yang ada di Kali Kopi Kabupaten Mimika.

Menghadapi Pemilu Presiden 9 Juli mendatang, Polda Papua mengerahkan dua pertiga dari kekuatannya yang ada di seluruh wilayah Provinsi Papua dan Papua Barat.

“Sekitar 10 ribu anggota yang akan kita libatkan untuk pengamanan Pilpres di Papua dan Papua Barat,” ujarnya.

Mantan Komandan Detasemen Khusus 88 Anti Teror Mabes Polri itu mengatakan situasi kamtibmas di Papua dan Papua Barat menjelang perhelatan Pemilu Presiden 9 Juli 2014 secara umum aman dan terkendali.

Soal adanya ancaman boikot dari kelompok tertentu yang ingin mengganggu jalannya Pemilu Presiden di Papua dan Papua Barat, Tito mengatakan potensi tersebut tidak signifikan.

“Hanya kelompok itu-itu saja, saya kira tidak signifikan. Saya yakin masyarakat Papua tidak terpengaruh,” katanya.(ant/kum)

Share