TRANSINDONESIA.CO – Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali menyiapkan 12 strategi penanganan penyakit hewan kepada manusia atau “zoonosis” untuk jangka menengah dan panjang.
“Kami mengutamakan 12 strategi tersebut untuk upaya preventif sehingga tidak terjadi penularan dari hewan ke manusia ataupun sebaliknya,” kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali drh Nata Kesuma di Denpasar, Bali, kemaren.
Disebutkannya, 12 strategi penanganan penyakit tersebut adalah dengan meningkatkan upaya pengendalian “zoonosis” dan penguatan koordinasi lintas sektor dalam membangun sistem tersebut.
“Yang terpenting perlu adanya sinkronisasi, pembinaan, pengawasan, pemantauan, dan evaluasi pelaksanaan,” ujarnya.
Nata Kusuma menambahkan bahwa strategi lain adalah pengendalian penyakit dengan melakukan survei, melakukan identifikasi, dan eleminasi apabila diperlukan.
Selain itu, pihaknya juga melakukan osialisasi kepada masyarakat untuk mencegah apabila terjadi penularan zoonosis dilingkungan tersebut.
“Kami juga melakukan strategi penguatan SDM untuk menangani hal tersebut. Kemudian logistik, penelitian dan pemberdayaan masyarakat,” ujarnya.
Pihaknya juga melakukan peningkatan monitoring dan pengawasan ternak dan hewan untuk mencegah penularan dari satu hewan ke yang lainnya.
“Pengendalian zoonosis melalui ‘monitoring surveilans’ juga harus didukung dari partisipasi masyarakat,” katanya.
Untuk itu, tujuan pencegahan penularan zoonosis di Bali agar tidak berdampak pada aspek sosial, ekonomi, keamanan, dan kesejahteraan masyarakat sehingga ancama penularan penyakit dari Hewan-Manusia (zoonosis) tidak meningkat.
“Pencegahan zoonosis yang bersumber dari hewan dan mewabah kepada manusia harus melalui pemantauan kesehatan hewan secara berkala,” ujarnya.(ant/oki)