TRANSINDONESIA.CO – Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin, mengatakan, Anas Urbaningrum, memiliki kantong-kantong bisnis untuk biaya politiknya memenuhi ambisinya menjadi Presiden. Duit dari fee proyek-proyek pemerintahan dikumpulkan Anas untuk membiayai pencalonannya nanti.
Hal itu disampaikan Nazaruddin saat bersaksi untuk terdakwa korupsi proyek Hambalang, Andi Alfian Mallarangeng, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Rabu (11/6/2014).
Proyek Hambalang adalah salah satu pundi uang yang untuk biaya politik tersebut. “Proyek ini, kan biaya modal politik. Ini kan dicari. Niatnya Mas Anas jadi presiden,” ujar Nazar.
Namun, Majelis hakim Anwar tak begitu saja percaya dengan perkataan Nazar. “Bukan saudara (ingin jadi presiden)?” timpal Anwar.
Nazar pun menyangkal. ia memastikan bahwa Anas lah yang berambisi menjadi presiden. Langkah awal Anas mewujudkan keinginannya, lanjut Nazar, dengan menjadi Ketua Umum Partai Demokrat. “Saya mau tanya kalau gitu yang mulia, apakah saya pernah nyalon jadi ketum, jadi presiden? Yang mau nyalon Mas Anas yang mulia, Nama saya enggak pernah di survei,” ujar Nazar.
Mulanya, Hakim mempertanyakan siapa sebenarnya bos Permai Group. Nazar pun menjawab bahwa Permai Group milik Anas. Menurut Nazar, Permai Group merupakan salah satu kantong bisnis Anas untuk mendapatkan sejumlah proyek di kementerian.
Dalam persidangan sebelumnya, Anas membantah isi dakwaannya yang menyebut keinginan menjadi presiden dengan mengumpulkan dana melalui sejumlah proyek. Anas merasa dakwaannya bukan disusun oleh jaksa penuntut umum KPK, melainkan oleh Nazar.(pi/fer)