Aktivis 98 Kecam Ide Pemberian Gelar kepada Soeharto

soeharto-presiden-ri-iiMantan Presiden RI, Soeharto.(ist)

TRANSINDONESIA.CO – Mantan aktivis 1998 mengecam ide calon presiden (Capres) Prabowo Subianto yang akan memberi gelar kepada mantan Presiden Soeharto. Pemberian gelar itu dinilai tidak pantas karena Soeharto dianggap sebagai pemimpin otoriter dan korup.

“Kalau Soeharto pahlawan, siapa penjahatnya? Kita (aktivis) ini?” kata mantan aktivis 1998 Adian Napitupulu dalam diskusi ‘Dilema Penegakan Hukum dan Politik’ di Jokowi-JK Center, Halimun, Guntur, Setiabudi, Jakarta Selatan, Rabu (4/6/2014).

Adian juga meminta masyarakat Indonesia agar tidak memilih Prabowo. Pasalnya, dia malah memberikan gelar pahlawan kepada Soeharto yang berkuasa dengan ‘tangan besi’, tidak ada kebebasan, dan penuh praktik KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme).

Adian yang merupakan mantan Ketua Forkot menegaskan, sangat berbahaya jika Prabowo yang mantan Pangkostrad itu menjadi orang nomor satu di republik ini. Pasalnya, kata dia, Prabowo pernah dituduh menculik dan menghilangkan nyawa sejumlah aktivis.

“Kalau Prabowo presiden, bahaya kita (aktivis dan pengkritik pemerintah). Kita bisa diserbu pake infantri TNI dan Sukhoi, karena dia bisa pegang kendali TNI,” ujarnya.

Adian juga mengkritisi ulah timses Prabowo yang ingin menyeret Jokowi dalam kasus Transjakarta karatan. Menurutnya, Kejagung sudah menyatakan Jokowi tidak terlibat dan kasusnya tak pantas disandingkan dengan yang melibatkan Prabowo.

“Masa kasus pelanggaran HAM mau dilawannya pake kasus bus karatan. Emang bus karatan lebih jahat dari penculikan aktivis?” tuturnya.(sp/sof)

Share