Wali Kota Bekasi akan Negosiasi RAMP Barat

gerbang-tol-bekasi-barat Ratusan orang yang mengatas namakan Aliansi Masyarakat Peduli Bekasi menutup Pintu Tol Bekasi Barat, Senin, 2 Mei 2014. Massa menuntut PT Jasa Marga Tbk segera membuka pintu keluar Tol Bekasi Barat III.(ist)

 

TRANSINDONESIA.CO – Pasca demo penutupanPintu Tol Bekasi Barat, Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi bersama jajarannya mengagendakan tur keliling menemui sejumlah pihak terkait otoritas jalan tol untuk mengupayakan dioperasikannya Ramp Tol Bekasi Barat III.

“Saya berencana akan melakukan ‘roadshow’ untuk menemui pimpinan PT Jasamarga, Komisi VI DPR RI, serta Menteri BUMN agar Ramp Tol Bekasi Barat III dapat segera dioperasikan,” kata Rahmat di Bekasi, kemaren.

Menurut dia ramp tol atau pintu keluar tol Bekasi Barat III yang saat ini berlokasi di samping Grand Metropolitan Mal Jalan KH Noer Alie, Kalimalang, Kota Bekasi, Jawa Barat, terbengkalai sejak Desember 2013 lalu.

Hal itu akibat permintaan dana jaminan defisit senilai Rp4,2 miliar oleh PT Jasamarga untuk mengantisipasi kerugian perusahaan manakala kehadiran Ramp Tol Barat tidak mendatangkan keuntungan.

“Saya siap untuk berargumen dengan seluruh pimpinan pihak terkait agar ramp tol ini dioperasikan,” katanya.

Menurut dia keberadaan pintu tol yang digagas Pemkot Bekasi ini dibangun untuk kepentingan masyarakat agar mengatasi kemacetan yang kerap terjadi di Tol Bekasi Barat I.

“Saya yakin, masyarakat juga sangat berharap pintu tol ini secepatnya dibuka, apa lagi sudah diserahkan sebagai aset Pemkot Bekasi,” katanya.

Dirinya memastikan Pemkot Bekasi tidak akan mengalokasikan anggaran untuk dana jaminan operasional Ramp Tol Bekasi Barat III yang diminta PT Jasamarga.

“Tidak mungkin kami menyediakan dananya (dana jaminan operasional Ramp Tol Bekasi Barat III), karena meyakinkan dewan pun bukan hal mudah,” katanya.

Selama proses pembahasan proyek senilai Rp35 miliar itu bergulir, kata dia, PT Jasamarga belum pernah menyampaikan permintaan dana jaminan sebesar Rp4,2 miliar sebagai antisipasi kerugian manakala bukaan akses keluar tol Bekasi Barat III itu tidak menambah pendapatan Jasamarga.

“Tiba-tiba, saat rencana peresmian pada Maret 2014 lalu, dana itu muncul,” katanya.

Dikatakan Rahmat, Jasamarga seharusnya melihat proyek tersebut sebagai solusi atas timbulnya kemacetan di sekita pusat Kota Bekasi akibat kepadatan kendaraan.

“Jasamarga jangan melihat proyek ini dari sisi komersilnya saja. Proyek ini merupakan rangkaian solusi dari 19 titik macet di Kota Bekasi. Bayangkan warga saya harus antre berupuluh-puluh kilometer saat jam sibuk di Tol Bekasi Barat, apalagi kalau siang ada truk sampah DKI yang nakal,” katanya.(ant/min)

Share