Gedung Dirlantas Polda Metro Jaya yang juga dikenal dengan Gedung ‘Biru’.(yan)
TRANSINDONESIA.CO – Kesemrautan dan kemacetan lalulintas Ibukota Jakarta semakin memprihatinkan, petugas lalulintas yang ditempatkan di titik-titik kemacetan seperti, perempatan jalan lebih mengutamakan menindak pelanggran kelengkapan kenderaan daripada mengurus kemacetan.
Soal kelengkapan kenderaan seperti spion, lampu sampai pentil ban kenderaan yang tergolong pelanggaran ringan lebih menarik petugas untuk menindak pengendara.
“Kalau pelanggaran seperti spion, lampu bahkan sampai pentil ban khususnya sepeda motor lebih menarik perhatian petugas daripada mengurus macet yang setiap hari tiada habisnya,” kata salah seorang pengendara sepeda motor Jacob, Rabu (4/6/2014).
Jacob yang setiap harinya melalui kawasan Jalan Hayam Wuruk dan Gajah Mada menyebutkan, perempatan Harmoni selalu ada empat orang petugas lalulintas yang berjaga.
“Anehnya, mereka bukan mengurusi bagaimana agar arus lalulinats bisa lancar. Tapi lebih mengutamakan menindak kenderaan yang kurang kelengkapan. Prilaku petugas itu justru semakin menimbulkan kemacetan, saat lampu hijau menyala. Sedangkan kenderaan yang dihampiri petugas untuk ditindak menghalangi jalan kenderaan yang dibelakangnya, macet lagi deh,” tutrnya.
Sebagaimana diketauhi, Direktorat Lalulintas Polda Metro Jaya yang hampir satu bulan dijabat oleh Kombes Pol Restu Mulya Budiyanto mengganti Kombes Pol Nurhadi, sama sekali belum memiliki gebrakan baru untuk mengatasi kemacetan di Ibukota Jakarta.
Seperti diketauhi, Restu malah memilih melakukan sidak ke Samsat Jakarta Selatan seraya mengancama menindak anakbuahnya yang melakukan pungutan liar (pungli).
“Akan kita tindak dan diberikan sanksi,” kata Restu seperti dikutip dari Poskota.co, Rabu (4/6/2014).
Apa yang dilakukan Restu tentulah hal yang baik, namun sangat disayangkan karena Restu bukannya mengutamkan turun kelapangan untuk mengurus kemacetan lalulintas dan mencari solusi agar lalulintas bisa tidak semakin parah.
“Kalau urusan Samsat itu sebatas administrasi, harusnya lebih mengutamakan turun kelapangan untuk mengurus macet. Kemacetan sangat dirasakan warga, kalau komandannya tidak rajin turun kelapangan apalagi tidak memiliki solusi untuk mengatasi kecametan tidak ada gunanaya. Mau tiap bulanpun diganti Dirlantasanya, sama saja kalau tidak memiliki keahlian lalulintas,” kata Jacob.(yan)