Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
TRANSINDONESIA.CO – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta seluruh umat beragama untuk saling berlomba berbuat kebaikan (fastabiqul khairat), bukan berbuat tidak patut satu sama lain. Agama jadi hak asasi individu yang wajib dihormati.
“Tidak boleh merasa bahwa agama kita lebih unggul dibanding agama lain,” tulis Presiden SBY melalui akun Twitternya @SBYudhoyono, Senin (2/6/2014), menanggapi penyerangan terhadap kegiatan keagamaan di Sleman. “Saya tidak bosan ingatkan agar semua elemen masyarakat saling hormati kebebasan beragama,” ujar SBY.
Penyerangan terhadap kegiatan keagamaan itu terjadi di rumah Julius Felicianus, 54, di Perumahan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yayasan Keluarga Pahlawan Negara (STIE YKPN) Dusun Tanjungsari, Desa Sukoharjo, Kecamatan Ngaglik. Julius adalah Direktur Galang Press, penerbit buku di Yogyakarta.
Menurut Hendricus Subandono, 22, putra Julius, penyerangan terjadi sekitar pukul 20.30. Para penyerang yang mengendarai sepeda motor berhenti di dekat rumah Julius dan berteriak-teriak.
Saat bertemu peserta doa bersama, mereka menyerang dengan potongan besi dan alat setrum. Mereka juga melempari rumah Julius dengan batu sehingga kaca-kaca rumah pecah dan taman di depan rumah rusak parah.
“Jumlah penyerang sekitar 8 orang dan memakai gamis. Ketika mereka datang, orangtua saya sedang tak di rumah,” kata Hendricus.
Sekitar pukul 21.15, Julius tiba di rumahnya bersama beberapa teman. Tak lama kemudian Julius diserang dengan potongan besi oleh orang-orang yang sama. Selain Julius, sedikitnya dua peserta doa bersama juga terluka.
Wartawan Kompas TV, Michael Aryawan, yang sedang meliput kejadian itu, juga diserang. Kamera milik Michael dirampas para penyerang. Pada Jumat siang, Michael dan perwakilan Kompas TV DIY melaporkan penganiayaan dan perampasan kamera ke Kepolisian Daerah (Polda) DIY.
Polisi sudah menangkap satu orang berinisial Kh yang diduga terlibat penyerangan. Kh ditangkap di rumahnya yang tak jauh dari lokasi kejadian.(pi/sof)