Hardiknas 2014, Mendikbud Serukan Perwujudan Peradaban Indonesia Unggul

hardiknas

 

TRANSINDONESIA.CO – Mendikbud Muhammad Nuh kembali mengingatkan, bahwa pendidikan bukan hanya untuk menyelesaikan atau menjawab persoalan-persoalan yang sifatnya sangat teknis dan bersifat kekinian semata.

Lebih jauh dari itu, yaitu bahwa pendidikan pada hakikatnya adalah upaya memanusiakan manusia untuk membangun peradaban yang unggul. Tema yang dipilih pada peringatan Hari Pendidikan Nasional 2014 adalah “Pendidikan untuk Peradaban Indonesia yang Unggul.”

“Dalam dunia pendidikan, ada dua hal yang sangat mendasar. Yang pertama terkait dengan akses untuk mendapatkan layanan pendidikan, yang mana akses tersebut dipengaruhi oleh ketersediaan dan keterjangkauan,” kata Menteri Pendidikan Nasional M Nuh, pada peringatan Hari Pendidikan Nasional 2014 yang digelar dipalataran gedung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) di Jakarta, Jumat (2/5/2014).

Beberapa kebijakan dan program dibuat demi terciptanya pendidikan merata dan unggul. Seperti BOS untuk pendidikan dasar dan menengah, Bantuan Siswa Miskin, Bidikmisi, Pengiriman Guru untuk daerah terpencil, terdepan dan tertinggal, BOPTN, pendirian perguruan tinggi negeri baru, dan sekolah berasrama.

“Kebijakan dan program tersebut telah menunjukkan hasil yang menggembirakan. Hasil ini ditandai antara lain dengan kenaikan Angka Partisipasi Kasar (APK) yang cukup tinggi dan lebih inklusif, terutama pada tingkat SMP/MTs, SMA/A/K dan Perguruan Tinggi,” kata dia.

Hal yang kedua adalah terkait dengan kualitas yang menurut Nuh sangat dipengaruhi oleh ketersediaan dan kualitas guru, kurikulum, dan sarana pendidikan. Beberapa kebijakan dan program yang telah ditetapkan Kemdikbud antara lain pendidikan dan pelatihan guru berkelanjutan, penerapan kurikulum 2013, dan rehabilitasi sekolah yang rusak.

“Saya juga ingin mengajak kepada para guru dan pemangku kepentingan lainnya untuk bersama-sama menyukseskan implementasi Kurikulum 2013. Melalui Kurikulum 2013 ini, anak-anak kita akan memiliki kompetensi secara utuh yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan,” kata Nuh.

Menurut dia, hal ini dilakukan dalam rangka mempersiapkan generasi emasi yang kreatif, inovatif, produktif, mampu berpikir orde tinggi, berkarakter, serta cinta dan bangga menjadi bangsa Indonesia. “Dengan generasi emas itulah, kita bangun peradaban Indonesia yang unggul, menuju kejayaan Indonesia 2045,” ujarnya.(bs/lin)

 

Share
Leave a comment