Calon TKI NTT Kabur dari Penampungan di Bekasi

Ilustrasi Tenaga Kerja Indonesia (TKI)

TRANSINDONESIA.CO – Ani Utangjua (44), calon tenaga kerja Indonesia (TKI) terpaksa melarikan diri dari tempat penampungan yang berada di daerah Mutiara Timur, Kota Bekasi, Jawa Barat, Jumat (30/5/2014) siang.

Wanita asal Nusa Tenggara Timur (NTT) ini dilarang melakukan komunikasi melalui telepon selama berada di penampungan tenaga kerja.

Tidak hanya itu, kondisi kesehatan yang semakin memburuk dan keinginannya mau pulang kampung juga dilarang pengelola penampungan TKI.

Upaya untuk melarikan diri, berhasil dilakukan setelah mengelabui petugas di penampungan dan meminta tukang ojek mengantarkannya ke kantor kepolisian terdekat.

“Saya sudah tidak ingat lagi alamat penampungan. Saya masih baru disini,” ujar Ani, saat melapor ke SPKT Polresta Bekasi Kota.

Ani menambahkan, usaha nekat melarikan diri ini karena ia tak diberi izin untuk pulang kampung. “Saya sudah jelaskan, kalau saya sakit,” ucapnya.

Kekesalan Ani terhadap jasa penyelenggaraan TKI itu ketika, dirinya tidak diperbolehkan menelepon keluarga di kampung halaman. “Tidak dikasih untuk telepon keluarga. Padahal saya ingin meminta uang untuk ongkos pulang,” imbuhnya.

Ani memberanikan diri untuk merencanakan usaha kabur. “Tadi jam 7 pagi, saya pura-pura keluar untuk buang sampah dan kabur minta diantar tukang ojek ke kantor polisi,” katanya.

Keseharian di dalam penampungan, kata Ani, berjalan normal. “Hanya dilarang untuk telepon dan keluar rumah tanpa izin,” ujar wanita yang sudah sebulan dipenampungan.

Kini dirinya diserahkan ke Dinas Sosia Kota Bekasi dan nantinya akan diantarkan ke Sumbawa Timur, NTT.

Sedangkan Kasubag Humas Polresta Bekasi Kota, AKP Siswo, menjelaskan sepanjang 2014 ada dua kasus yang mencuat terkait calon TKI bermasalah di wilayahnya.

“Satu kasus yang pernah digerebek oleh Mabes Polri di Bekasi Selatan beberapa waktu lalu dan satu lagi, kasus ini,” kata Siswo.

Siswo mengaku, belum bisa memberikan banyak komentar terkait kasus ini. Dia masih menunggu pemeriksaan penyidik.(sp/min)