Pengawalan super ketat yang menelan biaya tinggi.(ist)
TRANSINDONESIA.CO – Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menetapkan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla dan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa sebagai peserta pemilu presiden 2014. Dengan penetapan tersebut, kedua pasangan tersebut akan diberikan pengamanan dan pengawasan melekat dari 93 personil kepolisian untuk masing-masing calon presiden dan calon wakil presiden.
“Masing-masing tidak kurang dikawal oleh 93 pengawal. Jadi totalnya ada 372 personil kepolisian yang mengawal, dibagi menjadi tiga shift,” kata Komisioner KPU Hadar Nafis Gumay, di kantor KPU, Jakarta, Sabtu (31/5/2014).
Pengamanan aktif tersebut, menurut Hadar, akan dilakukan hingga pemilihan presiden selesai. Pengamanan juga meliputi keluarga setiap pasangan capres dan cawapres di manapun mereka berada.
Sebelumnya, Kepolisian Republik Indonesia mengucurkan dana Rp400 miliar untuk pengamanan pelaksanaan pemilu presiden 2014. Anggaran tersebut meliputi pengamanan hingga KPU menetapkan presiden dan wakil presiden pada Agustus 2014.
Asisten Operasi Kapolri Irjen Pol. Arif Wachjunadi mengatakan, anggaran pengamanan pelaksanaan pemilu sejak pemilu legislatif hingga pilpres mencapai Rp1.6 triliun. Dengan rincian, Rp1 triliun disiapkan oleh negara melalui Kementerian Keuangan. Dan Rp600 miliar dari re-alokasi anggaran di Polri.
“Untuk pileg kemarin anggaran terpakai mendekati Rp1 triliun. Untuk pilpres, kalau satu putaran itu kira-kira akan menghabiskan Rp300-Rp400 miliar, jadi bisa hemat sekitar Rp200-300 miliar,” kata Arif.
Nilai anggaran yang cukup besar tersebut, menurut Arif sesuai dengan beban kerja personil kepolisian. Yang mengawal setiap tahapan pilpres mulai dari pendaftaran kandidat capres dan cawapres, pelaksanaan kampanye, distribusi logistik, pemungutan suara, hingga pengawalan terhadap semua kegiatan calon presiden dan wakil presiden beserta keluarganya.
Untuk melakukan pengamanan pilpres, kepolirisan RI menurunkan 253.035 personil di seluruh Indonesia. Khusus untuk pengawalan capres dan cawapres, lanjut Arif, dibentuk Satgas Lima. Yang terdiri dari 630 personil dengan manuver kegiatan di Jakarta, Banten, dan Jawa Barat.
“Nanti kalau capres dan cawapres berangkan ke Meda, nah dari Jakarta ada yang kawal delapan orang untuk satu individu. Itu terus-menerus, nanti di daerah tujuan dapat pengawalan tambahan lagi dari kepolisian daerah setempat,” ungkap Arif.(rol/yan)