Lingkungan Bersih Atasi Penyakit Kencing Tikus

bersih-lingkungan Hidup sehat dengan lingungan yang bersih.(ist)

 

TRANSINDONESIA.CO – Dinas Kesehatan (Dinkes) Maluku mengingatkan masyarakat di daerah ini agar rajin membersihkan lingkungan dalam rangka mengatasi penyebaran penyakit kencing tikus ( Leptospirosis) yang pada akhir 2013 mengakibatkan sejumlah warga meninggal dunia.

“Penyakit tersebut menyerang usai musim hujan pada Agustus 2013 sehingga lingkungan harus dibersihkan agar tidak menjadi tempat berkembangbiaknya tikus,” kata Kadis Kesehatan Maluku, Meylke Pontoh, dikonfirmasi, Sabtu (31/5/2014).

Peringatan ini sehubungan musim hujan di Kota Ambon biasanya pada awal Mei hingga Agustus sehingga sampah – sampah, selokan dan barang barang bekas harus dibersihkan.

“Upaya antisipasi lebih baik dari pada tertular barulah diobati karenanya langkah awal adalah intensif memelihara kebersihan lingkungan,” ujarnya.

Karena itu, masyarakat hendaknya mewaspadai kencing atau kotoran hewan tikus.

“Pembuktian penyakit leptospirosis harus ada pemeriksaan laboratorium yang menunjang diagnosa dokter,” ujar Meylke.

Sedangkan, Kadis Kesehatan Kota Ambon, Threesye Tory, menyatakan, penyakit kencing tikus merupakan kasus pertama terjadi di Kota Ambon sehingga perlu penanganan khususnya di lokasi tempat tinggal tiga penderita yang meninggal dunia pada akhir 2013.

Tiga penderita adalah warga kelurahan Kudamati, kecamatan Nusaniwe maupun Skip dan Galala kecamatan Sirimau.

Sebelumnya, Dirut RSUD dr M Haulussy, Sri Ananta, membenarkan tiga dari 15 penderita penyakit kencing tikus meninggal dunia pada awal Oktober 2013.

Sedangkan 12 lainnya telah sembuh. Penderita yang mengalami gelaja tertular penyakit tersebut segera dibawa ke rumah sakit agar dokter melakukan diagnosa dan melakukan penanganan medis secara teratur.

Gejala yang ditimbulkan dari penyakit kencing tikus, tahap pertama yakni penderita akan memiliki gejala yang mirip dengan flu yaitu sakit kepala, nyeri otot, muntah, demam tinggi dan kadang kala disertai ruam di kulit.

Tahap kedua penderita akan merasakan gejala yang sama seperti pada tahap awal. Gejala yang terjadi selanjutnya tergantung pada tingkat seberapa parah infeksi tersebut dan bisa juga disertai dengan penyakit kuning (kulit dan mata kuning), mata merah, sakit perut serta diare.

Gejala bisa juga mirip dengan penyakit meningitis. Pada kasus yang parah, infeksi ini juga menyebabkan kegagalan fungsi hati dan ginjal. Penderita bisa meninggal karena gagal jantung, hati dan sistem pernapasan.(ant/kum)

 

Share