Pedagang air isi ulang ramai permintaan warga akibat macetnya PDAM Indragiri Hilir.(dok)
TRANSINDONESIA.CO -Sejumlah warga Tembilahan Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau, terpaksa mandi dengan air isi ulang menyusul macetnya aliran air dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).
“Sudah sepekan terakhir sering macet, kami diresahkan dengan tidak mengalirnya air dari Perusahaan Daera Air Minum (PDAM) ke rumah-rumah, sementara air sungai bau dan tidak layak konsumsi,” kata salah satu warga Tembilahan Kota Sarwin ( 45) di Tembilahan, Selasa (27/5/2014).
Ia mengatakan, jika pelayanan pihak PDAM menurun maka yang dirugikan pelanggan, karena satu hari saja macet akan akan berdampak luas. Kehidupan warga terganggu karena selama ini air di daerah ini merupakan sumber kehidupan nomor satu akibat sungai dan sumur tidak layak konsumsi keluarga.
“Mandi masih bisa diakalin dengan air galon, tapi mencuci pakaian tidak mungkin pakai air galon juga, karena harga air isi ulang di sangat tinggi bisa mengeluarkan biaya besar bagi rumah tangga,” kata warga.
Akibat hal ini warga terpaksa mengeluarkan uang lebih.
“Harga air mencapai Rp 7.000 per galonnya, jika tiga hari PDAM macet, setiap hari butuh 10 galon pengeluaran dan uang yang tidak sedikit,” sebutnya.
Sementara warga lainnya, Sariyah (34) mengatakan semenjak macetnya air PDAM, Ia terpaksa mandi menumpang di rumah kerabat yang memiliki sumur untuk keperluan keluarga.
“Saya sangat kesal, kami tidak bisa beraktifitas seperti biasanya, jangankan mandi, wudhu saja tidak bisa,” tegasnya.
Penyebab macetnya air PDAM juga masih belum diketahui. Pihak PDAM belum bisa dimintai keterangannya terkait hal ini.(ant/ful)