Mendikbud: Guru Terlibat Sindikat Pembocor UN Urusan Daerah

mendikbud m nuhMendikbud Mohammad Nuh.(ist)

TRANSINDONESIA.CO – Mendikbud Mohammad Nuh menegaskan bahwa guru yang terlibat dalam sindikat pembocor kunci jawaban UN 2014 untuk SMA yang dibongkar Polrestabes Surabaya bersama Polres Lamongan merupakan urusan daerah, baik pemerintah kabupaten/kota maupun kepolisian resor setempat.

“Guru itu punya siapa? Yang punya guru (dalam era otonomi daerah) itu kabupaten/kota, karena itu pemerintah kabupaten/kota yang berwenang menindak mereka dan bila terkait pidana menjadi wewenang polres setempat,” katanya setelah mengikuti jalan sehat Yayasan RSI Surabaya, Minggu (25/5/2014).

Di sela-sela peringatan HUT ke-12 RSI Jemursari, HUT ke-39 RSI Ahmad Yani, dan HUT ke-1 Unusa di bawah naungan Yayasan Rumah Sakit Islam Surabaya (YaRSIS), menteri yang juga Ketua Umum YaRSIS itu menjelaskan kementerian hanya berkepentingan dengan empat ukuran keberhasilan UN.

“Empat ukuran keberhasilan UN itu terkait dengan empat fungsi UN yakni kelulusan siswa, pemetaan daerah mulai dari kabupaten/kota hingga provinsi, sarana melanjutkan pendidikan lewat SNMPTN, dan perbaikan kualitas,” tuturnya.

Menurut mantan Rektor ITS Surabaya itu, keempat ukuran keberhasilan itu berjalan sesuai dengan harapan, kecuali kelulusan siswa yang menurun 0,01 persen dibandingkan tahun lalu, termasuk rerata nilai kelulusan yang juga menurun.

“Tapi, penurunan itu masih tergolong wajar,” ucapnya di sela-sela acara yang juga dihadiri Rektor UIN Sunan Ampel Prof Abd A’la, Rektor Unesa Prof Muchlas Samani, Rektor Unusa Prof Rochmat Romdoni SpJP, dan Wakil Ketua PWNU Jatim dr Muhammad Thohir.

Ketika didesak tentang terbongkarnya sindikat kunci jawaban yang menunjukkan soal UN 2014 mengalami kebocoran, Mendikbud menyatakan masalah itu sudah selesai dengan berakhirnya UN. “Itu sudah selesai, jangan ditanyakan lagi,” tegasnya.

Dalam kesempatan itu, Mendikbud menyampaikan rencana kerja sama Unusa dengan akademi perawat di Filipina berupa pertukaran mahasiswa yakni dosen Unusa belajar keperawatan di Filipina (S2/S3), dan calon dosen Filipina belajar ke-Islaman di Unusa.

Selain itu, Unusa juga berencana membuka Fakultas Kedokteran yang tinggal menunggu visitasi dari Konsil Kedokteran Indonesia, karena persyaratan dosen, laboratorium, dan rumah sakit sudah terpenuhi. “Mudah-mudahan terwujud pada tahun akademik ini,” ujar Nuh.

Sebelumnya (11/5/2014), sindikat pembocor jawaban UN SMA terbongkar dari hulu ke hilir berkat kerja sama Polrestabes Surabaya dengan Polres Lamongan dan akhirnya dievaluasi pada tingkat Polda Jatim.

Dalam evaluasi itu terungkap ada sekitar 40 orang yang terlibat jaringan pembocor jawaban UN yang sebagian besar pelaku adalah oknum kepala sekolah dan para guru.

“Para pelaku bekerja secara sistematis dan terencana di satu daerah. Kami sudah tuntaskan dan memang terlokalisasi di Lamongan,” kata Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Setija Junianta.

Puluhan pelaku itulah yang menjadi sumber beredarnya kunci jawaban UN yang sampai ke tangan siswa-siswi SMA, bahkan hingga ke Surabaya. Semuanya terbongkar berkat tertangkapnya Joki Gosok bersama empat anggotanya saat berada di Yogyakarta.(ant/ats)

Share