Jembatan Selat Sunda akan menjadi jembatan terpanjang dunia dengan panjang mencapai 29 kilometer.(ist)
TRANSINDONESIA.CO – Soal kelanjutan pembangunan Jembatan Selat Sunda (JSS), Gubernur Lampung, Sjachroedin ZP, sangat kecewa dengan pemerintah pusat yang plin plan dalam merancang proyek pembangunan. Kekecewaan Sjachroedin terungkap 10 hari lagi menjelang berakhir masa jabatannya sebagai gubernur periode kedua.
“(Soal JSS) Pemerintah pusat sangat plin plan hanya banyak omong, tidak ada realisasinya,” kata Gubernur Lampung, Sjachroedin ZP, di hadapatn wartawan Lampung, di Pemprov Lampung, Jumat (23/5/2014).
Menjelang berakhirnya masa jabatan gubernur pada 2 Juni mendatang, ia mengatakan proyek JSS semakin tidak menentu, semasa dijabat Menko Perekonomian Hatta Rajasa. “Ini saya baru tahu sejak ia mundur,” ungkapnya.
Megaproyek JSS yang membentang dari Bakauheni (Lampung)–Merak (Banten) sepanjang 29 km, dengan estimasi biaya mencapai 100 triliun rupiah, selalu terjadi penundaan pemancangan tiang pertama. Proyek JSS ini digagas kembali Gubernur Sjachroedin dengan Gubernur Banten, Ratu Atut Choisyiah, waktu itu.
Kedua provinsi ujung Sumatera dan pangkal Jawa, menimbang makin padatnya arus lalu lintas kendaraan yang melintas dan kondisi kapal feri yang tidak maksimal, membuat ide digagasnya kembali pembuatan JSS. Sebelumnya, JSS ini sudah dilancarkan pada masa Presiden Soekarno.(rol/dri)