Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru.(dok)
TRANSINDONESIA.CO – Otoritas Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru menyatakan telah memfasilitasi kebutuhan cegah dini penumpang terutama dari luar negeri kemungkinan terjangkit penyakit menular “Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus/MERS-CoV”.
“Sekitar dua pekan terakhir kita diminta pihak terkait untuk melakukan cegah dini terhadap terduga penderita MERS terutama di terminal kedatangan internasional,” ujar General Manager Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, Arif Darmawan di Pekanbaru, Rabu (14/5/2014).
Dia mengatakan, pihaknya kemudian mempersiapkan tempat yang memang dipersiapkan bagi Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) yang berada di terminal internasional bandara yang merupakan anak usaha dari PT Angkasa Pura II.
Kemudian di tempat itu, KKP akan melakukan pemeriksaan kesehatan khususnya suhu tubuh seseorang yang baru pulang dari menunaikan umroh dari tanah suci dengan mengunakan alat “thermal scanner”.
Memang sejauh ini Riau masih aman dari penyebaran virus korona penyebab sindrom pernapasan Timur Tengah yang dikenal dengan MERS-CoV. Namun, pihaknya harus tetap mewasadai dengan bersiaga menjaga kemungkinan berbagai hal yang tidak diinginkan.
“Jadi, setiap penumpang yang baru turun di kedatangan internasional langsung dilakukan ‘thermal scanner’ oleh petugas KKP. Kita bisa cepat mengetahui, jika ada penumpang yang memiliki suhu tubuh tinggi,” katanya.
Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru Arif Darmawan memiliki rute internasional seperti Pekanbaru-Singapura serta tiga kota di Malaysia seperti Pekanbaru-Malaka, Pekanbaru-Johor Bahru dan Pekanbaru-Kuala Lumpur.
“Paling sedikit kita memiliki rute internasional dengan frekuensi penerbangan pergi pulang sebanyak dua kali. Entah itu Pekanbaru-Singapura atau Pekanbaru-Malaysia,” ucapnya.
Seperti diketahui, Dinas Kesehatan Provinsi Riau menyatakan tiga warga Pekanbaru yakni Z (65), MS (48) dan AT (42) menjadi terduga terjangkit virus dari Timur Tengah karena mengalami sejumlah gejala mirip MERS-CoV usai pulang Umroh awal Mei 2014.
AT sempat dirawat khusus di ruang isolasi Rumah Sakit Awal Bros Pekanbaru, sedangkan Z dan MS di ruang isolasi Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad karena ketiganya mengalami demam tinggi 38 derajat Celcius serta sesak nafas.
Terakhir mereka dinyatakan negatif oleh tim dokter. “Iya, semuanya negatif dan boleh pulang,” kata Ketua Tim Dokter Penanganan MERS-CoV Riau, dr Azizman Saad.(ant/syaiful)