Salahsatu industri batik di Bali yang meningkatkan pendapatan rumah tangga.(ist)
TRANSINDONESIA.CO – Indek tendensi konsumen (ITK) di Bali selama triwulan I-2014 mengalami peningkatan dibanding triwulan yang sama tahun sebelumnya, berkat adanya kenaikan pendapatan rumah tangga (RT) yang cukup signifikan.
“Kenaikan pendapatan itu berkat didukung berbagai fenomena yang terjadi selama triwulan I-2014 yakni terjadi peningkatan pada setiap komponen pembentukan ITK,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Panusunan Siregar di Denpasar, Bali, Senin (12/5/2014).
Ia mengatakan, kenaikan ITK tersebut berkat multi faktor antara lain pelaksanaan Pemilihan umum legislatif 9 April 2014 dan tingkat kedatangan wisatawan mancanegara yang bertambah.
Demikian juga optimisme lain menyangkut masa transisi pemerintahan yang akan terjadi pada akhir 2014.
Panusunan Siregar menjelaskan, kondisi ekonomi konsumen di Bali pada triwulan I-2014 mengalami sedikit peningkatan, karena indeks tendensi konsumen mencapai 114,98 persen.
Meskipun meningkat besarnya lonjakan dari peningkatan kondisi konsumen tidaklah sebesar pada triwulan sebelumnya (sedikit melambat), karena pada triwulan IV-2013 ITK 115,03 persen.
Jika komponen ITK dideretkan dalam triwulan yang sama, kondisinya tidak jauh berbeda. Lonjakan pada komponen persepsi masyarakat pada tahun 2014 jauh lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan pertama tahun-tahun sebelumnya.
Hal itu mencerminkan persepsi optimisme masyarakat yang memang jauh lebih baik dilihat dari struktur yang lebih spesifik atau dengan kata lain optimisme yang terjadi pada setiap detail persepsi yang dipikirkan oleh masyarakat.
Panusunan Siregar menambahkan, walaupun bukan indeks dengan angka tertinggi, pengaruh pendapatan tetaplah menjadi perhatian, mengingat keyakinan konsumen pada triwulan I-2014 meningkat dari sisi pendapatan, salah satunya akibat Pemilu legislatif 9 April 2014.
Namun pengaruhnya mulai sangat dirasakan sejak awal tahun, yakni peningkatan belanja untuk pesta demokrasi telah berujung pada membaiknya sejumlah kinerja industri seperti halnya industri percetakan serta makanan dan minuman.
Perbaikan tersebut didorong oleh meningkatnya permintaan konsumen yang berujung pada peningkatan produksi maupun mengarah pada penciptaan lapangan kerja baru. Namun pada sisi lain kecendrungan tendensi positif selalu membentuk persepsi bahwa penghasilan akan mengalami peningkatan di masa mendatang, ujar Panusunan.(ant/oki)