Gubernur Jateng akan tutup 9 Jembatan Timbang

ganjar pranowo tangkap pungliGubernur Jateng, Ganjar Pranowo saat menangkap basah penyuap jembatan timbang.(dok)

 

TRANSINDONESIA.CO – Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo berencana menutup sembilan dari 16 jembatan timbang yang ada di provinsi setempat setelah melakukan evaluasi kelembagaan dan sumber daya manusia.

“Daripada ‘pating blenyek okeh ngono’ tapi tidak optimal, lebih baik kita pilih tujuh titik (jembatan timbang) yang optimal,” katanya di Semarang, Senin (12/5/2014).

Hal tersebut diungkapkan Ganjar usai menerima paparan dari jajaran Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Jawa Tengah terkait dengan penataan jembatan timbang.

Tujuh jembatan timbang yang rencananya tetap dibuka adalah Jembatan Timbang Tanjung (Brebes), Sambong (Blora), Sarang (Rembang), Toyogo (Sragen), Wanareja (Cilacap), Salam (Magelang), dan Jembatan Timbang Klepu (Kabupaten Semarang).

Selain berencana menutup sembilan jembatan timbang, Ganjar juga akan mengurangi jam operasional di tiap jembatan timbang.

“Jam operasional petugas jembatan timbang yakni selama 12 jam akan dikurangi menjadi delapan jam dan dibagi menjadi tiga shift,” ujar politisi PDI Perjuangan itu.

Selama ini, kata Ganjar, jam operasional di jembatan timbang terbagi menjadi dua shift masing-masing 12 jam dengan jumlah petugas yang terbatas.

Terkait dengan evaluasi jembatan timbang, Ganjar berencana mengubah Peraturan Gubernur yang mengatur tentang jembatan timbang Nomor 5 Tahun 2012 menjadi peraturan baru yang lebih terinci.

“Saya minta untuk diundang ‘stakeholder’, organda serta kepolisian agar bisa bersama-sama mencari solusi terbaik agar antara provinsi satu dengan provinsi lainnya tidak lagi ada perbedaan regulasi dan sanksi terkait aturan di jembatan timbang,” katanya.

Kepala Dishubkominfo Jawa Tengah Urip Sihabudin menambahkan bahwa tujuh jembatan timbang yang dipertahankan dibuka itu merupakan pintu masuk ke Jateng.

“Kendati demikian, tujuh jembatan timbang yang akan tetap dibuka itu tetap kami evaluasi secara berskala,” ujarnya.

Seperti diwartakan, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo memerintahkan kepada seluruh jajaran Dishubkominfo provinsi setempat untuk menghentikan berbagai bentuk pungutan liar yang terjadi di jembatan timbang.

“Saya minta Dishub lakukan operasi untuk membereskan semua, tidak ada pungli-punglian lagi, semua (pengemudi truk yang muatannya melebihi batas tonase, red) harus bayar dan mendapat kuitansi sehingga masuk ke kas negara,” ujarnya.

Sebelumnya, orang nomor satu di Jateng itu menemukan praktik pungli saat melakukan inspeksi mendadak di jembatan timbang di Subah, Kabupaten Batang, pada Minggu (27/4) malam.

Menurut Ganjar, sidak yang dilakukan dirinya itu dilatarbelakangi banyaknya komplain masyarakat yang diterimanya terkait dengan praktik pungli di jembatan timbang.

“Saya melihat langsung, beberapa kernet memberikan uang Rp10 ribu hingga Rp20 ribu atau dibawah denda resmi tertinggi sebesar Rp60 ribu kepada oknum Dishub di jembatan timbang karena muatannya melebihi batas tonase,” katanya.

Ia menilai peraturan daerah yang mengatur tentang jembatan timbang itu tidak sempurna sehingga kalau dilihat dampaknya, wajar jika kemudian jalan-jalan di Jateng rusak parah karena dilewati truk-truk yang muatannya melebihi batas tonase.

“Salah satu cara memelihara jalan adalah menghentikan pungli di 16 jembatan timbang di Jateng,” ujarnya.

Penghentian berbagai praktik pungli di jembatan timbang, kata Ganjar, juga akan menambah pendapatan asli daerah Provinsi Jateng karena pihak-pihak yang melanggar akan membayar denda sesuai dengan ketentuan.

Saat ini, dua petugas Jembatan Timbang Subah, Kabupaten Batang, yang tertangkap tangan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo sedang melakukan pungutan liar, telah dinonaktifkan dari jabatannya.

Dua petugas Dishubkominfo tersebut dijatuhi sanksi internal berupa penonaktifan yang bersangkutan sejak Selasa (29/4/2014) dan ditarik untuk ditugaskan di kantor Dishubkominfo Jateng.(ant/ats)

Share