Ketua Umum PPP Surya Dharma Ali.(dok)
TRANSINDONESIA.CO, Jakarta – Meski tidak naik signifikan, suara Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pada Pileg 2014, namun berbagai pihak unsur pengurus DPP berniat mengevaluasi kepemimpinan Ketua Umum (Ketum) DPP PPP, Surya Dharma Ali (SDA).
Hal itu buntut dari tindakan SDA yang menghadiri kampanye terbuka Partai Gerindra di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (30/3) lalu. SDA hadir dengan beberapa pengurus elite PPP, seperti Djan Faridz dan KH Nur.
Tindakan SDA dinilai meruntuhkan semangat para kader, terutama para calon legislatif (Caleg) yang sedang bertarung. “Awalnya, para Caleg sedang head to head dengan Caleg Gerindra di daerah-daerah. Mereka ingin menang, termasuk dengan Caleg Gerindra karena banyak Caleg PPP di daerah lawannya Gerindra. Namun, dengan tindakan itu meruntuhkan semangat. Banyak kader bertanya apa maksudnya,” kata Wakil Suharso Monoarfa saat dihubungi dari Jakarta, Kamis (10/4/2014).
Ia menjelaskan, ada 27 Dewan Pimpinan Daerah (DPW) PPP yang berekasi dengan sikap SDA tersebut. Mereka ingin menghukum SDA yang saat ini masih menjabat menteri agama. Namun, bentuk hukumannya belum dibahas.
“Besok malam di kantor DPP PPP akan ada rapat pelaksana harian (PH). PH terdiri atas Ketum, Sekjen, para wakil ketua, bendahara, para wakil sekjen, dan wakil bendahara. Nanti akan diklarifikasi mengenai masalah tersebut. Bisa saja akan ada rapat pleno yang diperluas,” tuturnya.
Dia menegaskan, rapat pleno lebih luas dari rapat PH. Rapat pleno dihadari para majelis, para dewan pakar, dan unsur pemimpin PPP lainnya. Hasil rapat pleno menentukan langkah lebih lanjut, apakah pemecatan SDA atau ada bentuk hukuman lain terhadap SDA.
“Jadi sekarang belum sampai penggulingan, masih evaluasi,” tegasnya.
Dia menambahkan tindakan SDA itu sesungguhnya tidak salah jika dilakukan secara tertutup. Namun, karena hadir secara terbuka maka membuat semangat kader PPP runtuh seketika.
Sebelumnya, dalam Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) II PPP di Bandung, dua bulan lalu, pemimpin PPP diberi mandat untuk menjalin komunikasi politik dengan delapan bakal capres yang ada. Dalam bursa capres PPP itu, tidak ada nama Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Dengan tindakan itu, maka SDA dianggap melanggar mandat yang diberikan.
Di tempat terpisah, Wakil Ketua Umum PPP Emron Pangkap menuturkan, Suryadharma sudah melakukan demoralisasi terhadap para kader yang tengah berjuang menaikkan suara PPP. Emron menuding melesetnya target suara PPP salah satunya karena sikap Suryadharma.
“Sikap Ketua Umum kami, sudah memalukan meletakkan lehernya di hadapan partai lain. Ini betul-betul memalukan. Dia sudah tidak beretika dengan mengambil sikap seperti itu, sehingga mengganggu kader di bawah,” kata Suharso.(sp/fer)