Satu Tewas di Mimika, Wakapolda Bubarkan Bentrokan

bentrok papuaIlustrasi senjata yang digunakan warga untuk bertikai.(dok)

TRANSINDONESIA.co, Jayapura : Dipimpin Wakil Kepala Polda Papua, Brigjen Pol Paulus Waterpauw, aparat kepolisian dibantu prajurit TNI akhirnya membubarkan paksa dua kelompok warga bertikai di Jayanti, Kampung Mimika Gunung, Distrik Kuala Kencana, Mimika, Kamis (6/3/2014) sore.

Mobil Baracuda Brimob, bersama puluhan anggota Brimob Detasemen B Timika dengan tameng, langsung masuk di antara dua kelompok warga yang saling serang.

Meski sempat menjadi sasaran anak panah dan batu yang dilepaskan warga yang kecewa dengan tindakan aparat, namun dengan bantuan tokoh masyarakat setempat, kedua kelompok bertikai akhirnya mundur.

Kepada warga dan tokoh masyarakat kelompok Moni dan Dani yang bertikai, Paulus Waterpauw meminta untuk menghentikan aksi saling serang dan kembali berdamai seperti kesepakatan yang sudah dibuat sebelumnya.

“Selaku anak adat Papua saya prihatin, kenapa saling dendam, dan saling bunuh. Sampai kapan kita harus begini? Mari kita bersama keluarga besar untuk duduk bersama membicarakan masalah kita,” ungkap Waterpauw kepada kedua warga dan tokoh masyarakat di lokasi bentrokan.

Untuk menghindari provokasi dan bentrok susulan, Waterpauw berjanji kepada kedua kelompok warga bertikai untuk menempatkan personil kepolisian diantara dua pemukiman warga bertikai.

Tewas

Sebelumnya pada Kamis (6/3/2014) pagi, sekitar pukul 07.30 WIT ratusan warga Dani pimpinan Pinus Murib menyerang kearah pemukiman warga Moni pimpinan Yulius Hanau. Dalam penyerangan tersebut, seorang warga Moni, Lazarus Songgonau tewas terbunuh dan belasan orang dari kedua belah pihak luka-luka.

Setelah melakukan ritual membakar jasad korban yang tewas dalam bentrokan, sekitar pukul 14.30 WIT ratusan warga kelompok Yulius Hanau balik menyerang warga Dani. Aparat kepolisian yang mencoba menghalau bentrokan, tak dihiraukan warga Moni yang marah akibat tewasnya Lazarus.

Bentrokan baru dapat dihentikan sepenuhnya pukul 15.45 WIT, ketika Paulus Waterpauw tiba di lokasi didampingi Muspida Mimika bersama tokoh masyarakat.

Polisi harus tegas

Ditemui terpisah, Wakil Ketua Majelis Rakyat Papua (MRP), Engelbertha Kotorok, mengatakan aparat kepolisian harus berani bertindak tegas menangkap dan memproses secara hukum pelaku bentrokan.

Menurut Engelbertha yang merupakan perwakilan Kabupaten Mimika di MRP, bentrokan dua kelompok warga yang memperebutkan lahan di dekat Kali Iwaka, Jayanti, sebelumnya sudah didamaikan 20 Februari lalu.

“Kami bersama perwakilan Muspida Kabupaten Mimika dan perwakilan DPR Papua sudah mendamaikan dua kelompok bertikai. Mereka juga sudah menyerahkan kepada tim yang telah dibentuk untuk menyelesaikan solusi sengketa tanah ulayat yang diklaim kedua kelompok warga bertikai,” jelas Engelbertha usai menghadiri pelantikan pejabat struktural Pemerintah Propinsi Papua di Kantor Gubernur Papua, Kamis (6/3/2014) malam seperti dilansir kompas.

Engelbertha mengaku pihaknya masih berkoordinasi dengan Gubernur Papua, Lukas Enembe dan Muspida Kabupaten Mimika bersama dewan adat untuk menyelesaikan kasus tersebut.

Dia berjanji dalam waktu dekat, pihaknya akan berangkat ke Timika untuk melanjutkan penyelesaian sengketa tanah ulayat tersebut. Menanggapi bentrokan warga yang sering terjadi di Kabupaten Mimika, Engelbertha mengatakan pihaknya mendesak Pemerintah Kabupaten Mimika untuk tegas memulangkan warga yang sering berbuat onar di Timika.

“Suku asli Mimika, Amungme dan Kamoro sudah hidup tenang. Yang sering membuat onar justru warga dari suku lain yang ke Timika. Lebih baik mereka dipulangkan ke Kabupaten asal, karena saat ini alokasi dana dari pemerintah Provinsi ke Pemerintah Kabupaten sudah 80 persen, cukup untuk membuat pembangunan dan menciptakan lapangan kerja didaerah asal mereka,” jelas Engelbertha.(kps/kum)

Share
Leave a comment