Menko Kesra Desak Izin Perusahaan Pembakar Hutan Dicabut

api hutan riau

 

TRANSINDONESIA.co, Jakarta : Pembakaran lahan dan hutan di Riau makin berdampak luas keseluruhan wilayah di Riau dan Sumatera Barat kini tertutup kabut asap.

Menko Kesra, Agung Laksono, menyayangkan musibah kebakaran hutan dan lahan di Riau terus berulang setiap tahun. Hampir 95 persen kebakaran itu terjadi karena ulah manusia, bukan faktor alam.

Hal ini selalu terjadi akibat lemahnya penegakkan hukum. Oleh karenanya, Agung meminta pemerintah daerah setempat untuk mengambil langkah represif melalui penegakan hukum yang tegas.

“Pelakunya jangan hanya ditangkap, tapi harus diadili dan dihukum seberat-beratnya. Kalau perlu, cabut izin usaha perusahaan itu,” kata Agung Laksono di sela-sela kunjungan kerja meninjau pelaksanaan program kesra, di Wonogiri, dalam siaran pers di Jakarta, Jumat (14/3/2014).

Dari Wonogiri, Agung juga mengikuti teleconference terkait kebakaran lahan dan hutan yang melanda Riau bersama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Polda Jateng, dan Wakil Presiden Boediono di Mabes Polri, Riau.

Menurut Agung, penanggulangan kebakaran hutan di Riau saat ini melalui tiga operasi, yaitu darat, udara, dan penegakan hukum. Untuk operasi udara dilakukan water booming, dan modifikasi cuaca atau hujan buatan.

Sebanyak 2 pesawat amphibi BE-200, 2 helikopter Kamov, 2 helikopter Sikorsky, dan 4 helicopter Bolco dikerahkan untuk membuat hujan buatan tersebut.

Untuk operasi di darat dilakukan dengan dukungan TNI-AD sebanyak 2 batalyoegann. Selain itu, berkoordinasi dengan Kementerian Kehutanan (Kemenhut) untuk menggerakkan 1.755 personel Manggala Agni dan Masyarakat Peduli Api.

Kepada Polri, PPNS di Kemenhut, Kementerian Pertanian, dan Kementerian Lingkungan Hidup juga diminta agar meningkatan penegakkan hukum dan sosialisasi.

Menko Kesra bersama Presiden pada Sabtu ini (15/3/2014), besok, direncanakan akan meninjau langsung musibah kebakaran lahan dan hutan di Riau.

“Saya dan Presiden besok akan meninjau secara langsung untuk mempercepat proses pemadaman kebakaran lahan dan hutan”, kata Agung.

Sebelumnya, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, mengemukakan arah angin yang dominan dari timur laut ke barat daya membawa asap menyebabkan asap meluas. Asap kebakaran lahan dan hutan di Malaysia sebagian juga menyebar ke Selat Malaka dan wilayah Riau.

Terpantau titik api dari satelit NOAA18 ada 46 titik dan dari satelit Modis ada 137 titik di Riau pada Kamis (13/3). Titik api ini lebih rendah dibandingkan dengan data sehari sebelumnya ada 168 titik dari NOAA18 dan 2.046 titik dari Modis.

Dampaknya jarak pandang hanya 300 meter di Pekanbaru pada pukul 08-12 WIB. Kondisi kualitas udara sudah pada level berbahaya di sebagian besar daerah di Riau. Sebanyak 49.591 jiwa menderita penyakit akibat asap seperti ISPA, pneumonia, asma, iritasi mata, dan kulit.(bs/fer)

Share
Leave a comment