Bursa Asia Melemah, Facebook Tekan Wall Street

bursa asia melemah, facebook tekan wall street

 

TRANSINDONESIA.CO, Tokyo – Bursa saham Asia melemah seiring bursa saham Amerika Serikat (AS) melemah akibat rencana sanksi Amerika Serikat dan Eropa kepada Rusia serta sektor saham teknologi melemah.

Selain itu, yen menguat terhadap dolar juga turut mempengaruhi pergerakan indeks saham pada Kamis pekan ini. Indeks saham MSCI Asia Pacific tergelincir 0,6% pada pukul 09.15 waktu Tokyo.

Sementara itu, indeks saham Jepang Nikkei melemah 1,2% ke level 14.305,67 pada awal perdagangan saham. Indeks saham Topix juga turun 1,3% ke level 1.157,10. Adapun Yen naik 0,2% menjadi 101,84 per dolar Amerika Serikat.

Lalu indeks saham Korea Selatan Kospi naik 0,1%. Sedangkan indeks saham Australia tergelincir 0,9%.

Sentimen sanksi yang akan diberikan oleh Amerika Serikat dan Uni Eropa kepada Rusia juga menjadi fokus perhatian pelaku pasar. Presiden AS Barack Obama menuturkan, ada konsekuensi atas aneksasi Crimea oleh Rusia. Sementara itu, China akan melaporkan keuntungan industri pada Februari.

“Ada kemungkinan Amerika Serikat akan mengambil tindakan sehingga hal ini membuat pasar akan gugup,” ujar Angus Gluskie, Managing Director White Fund Management, seperti dikutip dari Bloomberg, Kamis (27/3/2014).

Adapun harga komoditas ada yang naik dan turun. Harga platinum naik 0,5% menjadi US$ 1.412 per ounce. Lalu harga perak naik menjadi US$ 19,85 per ounce. Sedangkan harga emas sedikit berubah dengan tergelincir 0,5% menjadi US$ 1.305,84 per ounce.

Penutupan Wall Street

Bursa saham Amerika Serikat (AS) melemah pada perdagangan saham Rabu (Kamis pagi) didorong sektor saham teknologi dan material.

Kekhawatiran pelaku pasar terhadap geopolitik meningkat setelah Amerika Serikat (AS) dan Eropa sepakat untuk bekerja sama memberikan sanksi lebih keras terhadap Rusia menambah tekanan ke bursa saham.

Indeks saham Dow Jones melemah 98,89 poin ke level 16.268,99, atau turun 0,60%. Indeks saham S&P 500 turun 13,06 poin atau 0,70% ke level 1.852,26. Sementara itu, indeks saham Nasdaq merosot 60,69 poin ke level 4.173,58, atau melemah 1,43%.

Indeks saham CBOE Volatility, yang mengukur kecemasan investor naik 6,5% menjadi 14.93. Volume perdagangan saham pun mencapai 7,1 miliar saham di bursa AS. Angka ini sedikit di atas rata-rata 6,9 miliar saham pada Maret.

Pada perdagangan saham Rabu pekan ini, bursa saham AS bergerak positif pada awal perdagangan saham seiring data ekonomi membaik. Namun indeks saham utama berbalik arah menjelang penutupan perdagangan saham karena saham teknologi berbalik melemah tajam.

Saham Facebook pun mengalami penurunan terbesar di antara saham teknologi. Saham Facebook turun 6,9% ke level US$ 60,39. Saham King Digital Entertainment Plc pun melemah 15,6% menjadi US$ 19 pada debut perdananya di bursa saham. Saham King paling aktif diperdagangkan di bursa saham New York.

Selain itu, indeks saham Nasdaq Biotechnology turun 1,9% menjadi 2.455,84. Sementara itu, indeks sektor materal S&P anjlok 1,4%.

Kondisi gepolitik pun menambah tekanan ke bursa saham. AS dan Uni Eropa sepakat untuk bekerja sama mempersiapkan kemungkinan sanksi ekonomi lebih keras menanggapi perilaku Rusia di Ukraina. Sanksi itu dapat termasuk sektor energi.

“Ini bisa menjadi sentimen yang mempengaruhi bursa saham. Indeks saham masih dapat mendekati level tertinggi, tetapi berita geopolitik membuat investor lebih gugup,” tutur Peter Cardillo, Chief Market Economist Rockwell Global Capital.

Indeks sektor S&P 500 turun 0,3%. Saham yang melemah di sektor energi seperti saham Newmont Mining Corp turun 3,6% menjadi US$ 23,07. Saham Dow Chemical Co turun 2,4% menjadi US$ 49,43.

Adapun saham-saham yang menguat antara lain saham DirectTV melonjak 5,7% menjadi US$ 77,34. Saham Dish Network Corp naik 6,3% ke level US$ 62,09.(blmg/lin)

 

 

Share
Leave a comment